Bisnis com, JAKARTA - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. siap memacu kinerjanya pada tahun ini selaras dengan aksi penguatan modal yang disuntikkan oleh Badan Pengelola Keuangan Haji atau BPKH.
Anggota BPKH Iskandar Zulkarnain mengatakan bahwa sebagai pemegang saham mayoritas Bank Muamalat, pihaknya telah melaksanakan komitmen penguatan modal dengan total nilai mencapai Rp3 triliun.
"Kami memutuskan untuk melakukan investasi senilai Rp3 triliun. Pertama masuk ke komponen modal tier 1 lewat right issue senilai Rp1 triliun dan tier 2 senilai Rp2 triliun melalui subdebt," ujarnya dalam kunjungan ke Bisnis Indonesia, Kamis (17/3/2022).
Setelah penjatahan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue, yang dilakukan pada 7 Januari 2022, BPKH memiliki sekitar 82,7 persen saham Bank Muamalat.
Sementara itu, terkait dengan sukuk subordinasi mudharabah jangka panjang atau subdebt senilai Rp 2 triliun telah didistribusikan secara elektronik pada 15 Maret 2022. Dengan tenor selama 10 tahun, sukuk akan jatuh tempo pada 15 Maret 2032.
BPKH tercatat masuk sebagai pemegang saham mayoritas Bank Muamalat, setelah mendapatkan hibah saham pengendali sebelumnya sebanyak 7,903 miliar saham atau setara dengan 77,42 persen.
Baca Juga
BPKH menjadi pemegang saham Bank Muamalat setelah menerima hibah saham dari Islamic Development Bank (IDB), Bank Boubyan, Atwill Holdings Limited, National Bank of Kuwait, IDF Investment Foundation, dan BMF Holding Limited pada November 2021 sebanyak 7,903 miliar saham.
Direktur Utama Bank Muamalat, Achmad Kusna Permana menuturkan bahwa masuknya dana tersebut akan memperkuat struktur permodalan, sekaligus upaya memperluas ekspansi bisnis perseroan.
Salah satu langkah ekspansi bisnis Bank Muamalat, kata Permana, adalah menggencarkan layanan perbankan ke ekosistem haji dan umroh, serta berbagai sektor di ekosistem halal. Menurutnya, Bank Muamalat memiliki kemampuan dalam menggarap segmen tersebut.