Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) berdasarkan Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan melaporkan pembiayaan rumah tangga melalui utang atau kredit relatif stabil pada Februari 2022.
Hal ini tercermin dari persentase responden rumah tangga yang melakukan penambahan utang pada Februari 2022 sebesar 10,7 persen dari total responden, tidak jauh berbeda dari bulan sebelumnya 10,4 persen.
Di samping itu, responden rumah tangga yang menyatakan tidak melakukan penambahan pembiayaan tercatat sebesar 89,3 persen pada Februari 2022, juga tidak berbeda jauh dari bulan sebelumnya 89,6 persen.
“Ditinjau dari jenis pembiayaan yang diajukan oleh rumah tangga, kredit multi guna merupakan jenis produk yang paling banyak diajukan pada Februari 2022,” tulis BI dalam laporan survei yang dikutip Bisnis, Sabtu (19/3/2022).
BI mencatat, pangsa kredit multi guna mencapai 34,5 persen dari total pengajuan pembiayaan baru, meski turn jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Jenis pembiayaan berikutnya yang dipilih oleh responden adalah kredit kendaraan bermotor (KKB) dengan pangsa 22,4 persen, kredit peralatan rumah tangga dengan pangsa 15,6 persen, kredit pemilikan rumah (KPR) 14,6 persen, dan kartu kredit 5,3 persen.
Baca Juga
Berdasarkan sumber pembiayaan, permintaan pembiayaan melalui bank umum tercatat sebesar 50,7 persen, meningkat dibandingkan Januari 2022 49 persen.
Sumber pembiayaan lain yang menjadi alternatif responden rumah tangga adalah koperasi dengan pangsa 15,4 persen, leasing 11 persen, dan teman/kerabat 10,3 persen.
Lebih lanjut, responden menyatakan aspek utama penghambat pengajuan pembiayaan adalah tingkat suku bunga dengan pangsa 33,5 persen dari total responden.
Faktor lainnya yang cukup berpengaruh adalah persetujuan dari lembaga peminjam dengan pangsa 17,4 persen dan administrasi 14,6 persen.