Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank DBS Indonesia menilai Indonesia memiliki sejumlah sektor industri hijau yang berpotensi untuk disasar dalam pembiayaan berkelanjutan.
Head of IBG Bank DBS Indonesia Kunardy Lie mengatakan sektor supply chain baterai untuk kendaraan listrik (EV) menjadi salah satu sektor yang menarik untuk industri hijau.
Indonesia, kata Kunardy, memiliki sumber daya sebagai bahan baku utama baterai seperti aluminium dan nikel, yang membuat industri ini untuk didorong pertumbuhannya.
“Proses produksi baterai memerlukan investasi dan teknologi untuk menciptakan efisiensi dan keunggulan,” kata Kunardy kepada Bisnis, Senin (18/4/2022).
Beberapa investor global, lanjutnya, akan bekerja sama dengan badan usaha milik negara dan sektor swasta dalam berinvestasi dan pengembangan supply chain baterai.
Adapun mengenai tantangan yang dihadapi oleh industri ini, kata Kunardy, berupa pembebasan lahan, sumber daya manusia, infrastruktur logistik, dan beberapa faktor lain. Pemerintah dinilai perlu turun tangan dengan memberikan insentif agar industri hijau di Tanah Air makin berkembang.
Baca Juga
Kunardy melanjutkan perjalanan dari pelaku bisnis untuk menerapkan sustainable financing bisa dalam beberapa cara.
Bagi para pelaku bisnis komoditas misalnya dapat melakukan diversifikasi bisnis ke komoditas lain yang termasuk kategori sustainable atau bagi perusahaan energi dapat melakukan transisi misalnya dari fossil fuel (crude oil) ke gas alam (natural gas), dan energi terbarukan.
“Contoh lain yaitu pelaku bisnis berkomitmen untuk menjadi perusahaan net zero di tahun 2050 sesuai komitmen Pemerintah dan kami melihat trend ini akan terus berlanjut,” kata Kunardy.
Bank DBS, sambung Kunardy, mendukung transisi energi melalui elektrifikasi, dan efisiensi energi melalui penggunaan teknologi seperti konsep carbon capture dan storage.