Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebutuhan Pembiayaan Korporasi dan Penyaluran Kredit Terindikasi Meningkat

Kebutuhan pembiayaan korporasi pada Maret 2022 meningkat dibandingkan dengan Februari 2022. Indikasi tersebut terlihat dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada Maret 2022 sebesar 15,6 persen, yang lebih tinggi dari SBT Februari 2022 yang sebesar 14,3 persen.
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan yang dirilis oleh Bank Indonesia mengungkapkan kebutuhan pembiayaan korporasi pada Maret 2022 dibandingkan dengan Februari 2022 terindikasi meningkat.

Indikasi tersebut terlihat dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada Maret 2022 sebesar 15,6 persen, yang lebih tinggi dari SBT Februari 2022 yang sebesar 14,3 persen. Saldo bersih tertimbang adalah perkalian antara saldo bersih dan bobot masing-masing sektor ekonomi.

Pertumbuhan tersebut diprakirakan berasal dari meningkatnya permintaan pembiayaan di sektor industri pengolahan, transportasi pergudangan, dan penyediaan mamin terutama untuk mendukung aktivitas operasional (84,4 persen), mendukung pemulihan permintaan domestik (26,2 persen), serta membayar kewajiban jatuh tempo (21,3 persen).

Survei tersebut juga memperkirakan bahwa kebutuhan terhadap pembiayaan 3 bulan yang akan datang (Juni 2022) diprakirakan meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Hal tersebut terlihat dari SBT Maret sebesar 30,1 persen lebih tinggi dari SBT 27,4 persen pada bulan sebelumnya. Peningkatan kebutuhan pembiayaan disampaikan oleh responden yang bergerak di sektor pertanian, perdagangan, dan transportasi dan pergudangan, sebagai dukungan terhadap aktivitas operasional (89,3 persen) dan mendukung aktivitas investasi (16,4 persen).

Adapun sektor jasa kesehatan, jasa lainnya dan pengadaan listrik mengalami perlambatan kebutuhan pembiayaan. Hal tersebut disebabkan oleh pesimisme akan peningkatan permintaan masyarakat.

Responden menyampaikan pemenuhan kebutuhan 3 bulan mendatang masih dipenuhi dari dana sendiri (69,2 persen), sedikit menurun dari bulan sebelumnya (69,9 persen). Sumber dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik (14,5 persen) dan pinjaman/utang dari perusahaan induk (14,5 persen) terindikasi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper