Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) menyampaikan transaksi layanan BI Fast Payment atau BI-Fast terus mengalami peningkatan dari bulan ke bulan. Tercatat, per Maret 2022, transaksi BI-Fast meningkat signifikan secara month-to-month, yakni sebesar 43 persen.
“Di akhir Maret, jumlah transaksi [BI-Fast] mencapai 40,2 juta transaksi dengan nilai sebesar Rp138,6 triliun,” kata Deputi Gubernur BI, Juda Agung dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan April 2022 dengan Cakupan Triwulanan, Selasa (19/4/2022).
Sementara itu, Gubernur BI, Perry Warjiyo menyatakan pihaknya terus melanjutkan upaya perluasan layanan BI-Fast melalui mobile banking serta meningkatkan komunikasi kepada masyarakat dan lembaga terkait.
Seperti diketahui, pada akhir 2021, Bank Indonesia meluncurkan layanan BI-Fast, yakni layanan transfer dana antarbank yang hanya menjadi maksimal sebesar Rp2.500, dari sebelumnya Rp6.000. Layanan ini juga dapat beroperasi tiada henti atau 24/7 serta waktu penyelesaian pembayaran hanya berdurasi sekitar 25 detik.
“BI-Fast merupakan salah satu implementasi dari visi Blueprint Sistem Pembayaran 2025 yang merupakan bentuk transformasi digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata serta mendukung program pemulihan ekonomi nasional,” tulis BI dalam laman resmi, dikutip Selasa (19/4/2022).
Layanan BI-Fast juga telah dilengkapi dengan fitur proxy address, sehingga untuk menerima transaksi, nasabah dapat menggunakan nomor ponsel atau alamat e-mail sebagai alternatif nomor rekening.
Selanjutnya, layanan BI-Fast akan terus diperluas secara bertahap mencakup layanan bulk credit, direct debit, dan request for payment.
Kini, BI-Fast telah mencapai 43 peserta atau dapat dikatakan telah mewakili 81,45 persen dari pangsa sistem pembayaran ritel nasional.
Mereka di antaranya Bank Tabungan Negara (BTN), BTN UUS, Bank DBS Indonesia, Bank Permata, Bank Permata UUS, Bank Mandiri, Bank Danamon Indonesia, Bank Danamon Indonesia UUS, Bank CIMB Niaga, Bank CIMB Niaga UUS, Bank Central Asia (BCA), dan Bank UOB Indonesia.
Kemudian, ada Bank Mega, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Syariah Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank OCBC NISP, Bank Sinarmas, Bank Citibank NA, Bank BCA Syariah, Bank Woori Saudara Indonesia, Kustodian Sentral Efek Indonesia, dan Bank HSBC Indonesia.
Lalu diikuti dengan Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB), Pan Indonesia Bank, Bank Multiarta Sentosa, Bank Sinarmas UUS, Bank Maspion Indonesia, BPD Bali, Bank Digital BCA, Bank Sahabat Sampoerna, Allo Bank Indonesia, BPD Jateng, dan BPD Jateng UUS.
Selanjutnya, Bank Mandiri Taspen, Bank Papua, Bank National Nobu, Bank Ganesha, Bank KEB Hana Indonesia, Bank Mestika Dharma, BPD Jawa Timur, BPD Jawa Timur UUS, serta BPD Nusa Tenggara Timur.