Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Bagus tapi Saham Bank Turun, Ini Penyebabnya

Penurunan saham bank saat ini didorong oleh percepatan inflasi di Amerika Serikat, di mana inflasi Negeri Paman Sam saat ini merupakan yang tertinggi dalam 40 tahun. 
Ilustrasi bank. /Istimewa
Ilustrasi bank. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Merosotnya saham sejumlah bank, baik konvensional maupun digital dinilai menjadi momentum yang tepat untuk membeli saham-saham tersebut.  

Associate Director PT Fokus Finansial Janson Nasrial mengatakan dengan adanya koreksi saham sektor perbankan, maka investor dapat melakukan buy on weaknesses. Penurunan tersebut bersifat sementara dan sudah diprediksi. 

“Karena likuiditas di sistem perbankan Indonesia masih over likuiditas Rp1.400 triliun,” kata Janson, Senin (9/5). 

Dia menjelaskan penurunan yang terjadi didorong oleh percepatan inflasi di Amerika Serikat, di mana inflasi Negeri Paman Sam saat ini merupakan yang tertinggi dalam 40 tahun. 

Tingkat pengembalian Surat Utang Negara (SUN) Amerika Serikat untuk tenor 10 tahun sudah mencapai 3,1 persen, tertinggi sejak 2018 menandakan kenaikkan suku bunga yang lebih agresif dari Fed. 

Janson mengatakan kenaikan suku bunga adalah berita buruk bagi komoditas dan saham teknologi. Pengurangan neraca Fed mulai Juni 2022 (the Fed akan menjual surat berharga dan obligasi sekuritas hipotek) berarti menyedot likuiditas, US$95 miliar setiap bulan. 

“Ini berita buruk untuk teknologi, aset digital, dan komoditas, jadi hindari, tetapi pilih bank, properti, dan konsumen,” kata Janson. 

Sebelumnya, Bank-bank berkapitalisasi besar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) kompak menyeret IHSG ke zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (9/5/2022). 

Harga saham keempat bank tersebut kontras dengan kinerja kuartal I/2022. Berdasarkan catatan Bisnis, Bank BRI mencetak laba sebesar Rp12,22 triliun. Lalu, ada Bank Mandiri yang mampu membukukan laba bersih sebesar Rp10,03 triliun. Kemudian, BCA dengan laba bersih sebesar Rp8,1 triliun dan BNI Rp3,96 triliun. 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper