Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Saham BBCA hingga BBRI Berguguran! Fundamental Masih Kokoh Lho

Kendati harga saham sedang terkoreksi, analis meyakini fundamental bank-bank besar masih tetap kokoh. Pertumbuhan kredit juga diperkirakan bakal lebih tinggi seiring melandainya pandemi Covid-19.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja. /BCA
Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja. /BCA

Bisnis.com, JAKARTA – Kendati harga saham sedang terkoreksi, analis meyakini fundamental bank-bank besar masih tetap kokoh. Pertumbuhan kredit juga diperkirakan bakal lebih tinggi seiring melandainya pandemi Covid-19.

“Secara fundamental, bank Buku IV dalam kondisi yang sangat baik saat ini di mana likuiditas melimpah dan permodalan cukup tinggi,” ujar Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Handiman Soetoyo kepada Bisnis, Selasa (10/5/2022).

Handiman melanjutkan prospek pertumbuhan kredit bank besar pada tahun ini akan lebih tinggi seiring pandemi yang mereda dan longgarnya aktivitas masyarakat dibandingkan 2021. Namun, dia mengingatkan risiko tetap mengintai karena pandemi Covid-19 belum sepenuhnya hilang.

“Pertumbuhan kredit yang tinggi sudah terlihat di kinerja bank pada kuartal I/2022, di mana biasanya kuartal pertama adalah kuartal yang paling rendah,” pungkasnya.

Selain itu, dampak kebijakan bank sentral Amerika Serikat mengerek suku bunga acuan Fed Rate yang cukup tinggi direspons dengan kenaikan bunga beberapa bank sentral lain. Handiman menilai hal tersebut meningkatkan potensi kenaikan bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) lebih cepat dari perkiraan awal, apalagi inflasi April cukup tinggi.

Di sisi biaya dana atau cost of fund (CoF), bank Buku IV relatif bisa menjaga di level rendah karena besarnya likuiditas dan porsi dana murah (current account saving account/CASA), yang cenderung tidak sensitif terhadap bunga.

Adapun, kata Handiman, suku bunga kredit bisa mengalami penyesuaian mengikuti suku bunga BI meskipun ada jeda waktu antara 3 bulan hingga 6 bulan.

“BRI dan Bank Mandiri akan cenderung terdampak positif karena fokusnya memperbesar kredit UMKM dan mikro. BNI akan terdampak negatif karena fokusnya memperbesar kredit korporasi, terutama menyasar top tier corporate. Dampak ke BCA relatif netral,” ujarnya.

Seperti diketahui, pada perdagangan kemarin, Senin (9/5), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) kompak masuk ke zona merah.

Penurunan terdalam terjadi pada saham BMRI yang terkoreksi 6,70 persen ke level Rp8.350 per saham, disusul saham BBRI yang melemah 6,57 persen ke level Rp4.550 per saham, serta saham BBCA yang turun 5,54 persen ke level Rp7.675 per saham.

Adapun, saham BBNI juga dibuka melemah pada harga Rp9.000 per saham. Seturut dengan tiga bank sebelumnya, saham BBNI juga harus parkir di zona merah dengan koreksi 4,34 persen ke level Rp8.825 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper