Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi 5 Leasing Jumbo Milik Astra (ASII) setelah Dua Tahun Pandemi

Mayoritas perusahaan pembiayaan terafiliasi Astra (ASII) di semua lini tampak telah kembali ke kondisi normal, bahkan telah melampaui kinerja sebelum pandemi Covid-19.
Logo Moxa by Astra Financial/Istimewa
Logo Moxa by Astra Financial/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah dua pandemi Covid-19 melanda Tanah Air, mayoritas perusahaan pembiayaan terafiliasi Astra (ASII) di semua lini tampak telah kembali ke kondisi normal, bahkan telah melampaui kinerja sebelum pandemi Covid-19.

Sebagai informasi, Astra mengumpulkan rombongan entitas lembaga keuangan ke dalam PT Sedaya Multi Investama atau Astra Financial. Berdasarkan laporan keuangan per Maret 2022, aset Astra Financial dan entitas anak mencapai Rp34,74 triliun, naik dari capaian per akhir tahun lalu senilai Rp32,71 triliun.

Anak usaha di bidang multifinance atau leasing untuk pembiayaan mobil, motor, dan alat berat pun masih menjadi entitas penghias aset jumbo buat Astra. Apabila dibandingkan dengan entitas anak Astra lain, aset para leasing ini tercatat hanya kalah dari United Tractors.

Paling mencolok, perusahaan pembiayaan yang menjadi kepala grup Astra Credit Companies (ACC), yaitu PT Astra Sedaya Finance tercatat telah mengalami peningkatan aset senilai Rp34,42 triliun pada Maret 2022, dari sebelumnya Rp32,62 triliun pada 2021.

Kinerja aset Astra Sedaya Finance ini melanjutkan tren pertumbuhan dibandingkan posisi periode 2020 senilai Rp31,44 triliun, bahkan lebih baik dari era sebelum pandemi alias periode 2019 yang ketika itu senilai Rp31,98 triliun.

Laba Astra Sedaya Finance pun tumbuh 62,5 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp317 miliar di kuartal I/2022, tercatat sama persis dengan kinerja kuartal I/2020 alias sebelum pandemi Covid-19. Nilai ini juga lebih baik ketimbang capaian kuartal I/2021 senilai Rp195 miliar dan kinerja kuartal I/2019 senilai Rp299 miliar.

Sebagai perbandingan, sepanjang 2021 Astra Sedaya Finance mencatatkan laba bersih Rp1,12 triliun, meningkat 56,1 persen (yoy) dibandingkan periode sebelumnya. Artinya, ACC punya peluang mencatatkan pertumbuhan laba lagi di tahun ini, apabila rata-rata cuan kuartalan terjaga di kisaran terkini.

EVP Corporate Communication & Strategic Management ACC Arifianto Soendoro sempat menjelaskan bahwa perolehan laba ACC tentu tak lepas dari meningkatnya aktivitas pembiayaan baru.

"Salah satu indikatornya, sejak awal tahun ini penyaluran pembiayaan ACC per bulan sudah kembali di kisaran Rp2,2 triliun - Rp2,3 triliun. Sebelumnya itu masih minus 25 - 35 persen dari penyaluran bulanan normal," ujar Arif kepada Bisnis.

Masih dari lini pembiayaan roda empat, multifinance khusus pembiayaan mobil merek Toyota, Lexus, dan Daihatsu milik Astra, PT Toyota Astra Financial Services juga tak kalah moncer. Aset per kuartal I/2022 telah menembus Rp23,28 triliun, jauh melesat dibandingkan akhir periode 2021 senilai Rp21,6 triliun.

Hal ini terutama ditopang piutang pembiayaan yang naik lebih dari Rp1 triliun, hanya dari kinerja tiga bulan pertama periode 2022. Sebagai perbandingan, pada tutup buku 2020 aset TAFS hanya Rp19,33 triliun, turun tipis dari periode 2019 senilai Rp20,49 triliun.

Laba bersih kuartal I/2022 TAFS juga naik ke Rp111,71 miliar dari periode kuartal I/2021 senilai Rp76,08 miliar. Sebagai gambaran, laba bersih TAFS sepanjang 2021 mencapai Rp351,92 miliar, sementara sepanjang 2020 anjlok hanya Rp39,25 miliar.

Beralih ke pembiayaan sektor alat berat, PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) terkini memiliki aset Rp3,94 triliun per Maret 2022, lebih baik dari era 2021 senilai Rp3,48 triliun dan era 2019 senilai Rp3,6 triliun. Padahal, pandemi sempat membuat aset SANF anjlok ke Rp2,81 triliun saja.

Begitu pula dari sisi pembiayaan baru, SANF mencatatkan Rp3,9 triliun dari 2.147 alat berat pada 2021, terbilang lebih baik dari era 2020 senilai Rp2,5 triliun dari 1.178 unit, bahkan ketimbang pada 2019 pembiayaan SANF senilai Rp2,4 triliun dari 1.306 unit alat berat.

Selain SANF, pembiayaan alat berat Astra juga ditopang oleh PT Komatsu Astra Finance yang pembiayaannya pada 2021 telah mencapai 570 unit alat berat senilai US$198 miliar atau setara dengan Rp2,89 triliun.

Capaian ini jauh lebih baik ketimbang masa kelam periode pandemi Covid-19 dari leasing hasil joint venture Astra dan PT Komatsu Indonesia ini, yang ketika itu hanya Rp1,08 triliun dari 373 unit alat berat. Sementara pada 2019, pembiayaan KAF pun hanya Rp1,96 triliun dari 364 unit alat berat.

Terakhir, perusahaan pembiayaan dengan aset jumbo milik Astra datang dari lini kredit sepeda motor, PT Federal International Finance Group (FIFGROUP) atau FIF yang notabene dari sisi aset cenderung belum pulih seperti normal.

Pada akhir Maret 2022, aset FIF mencapai Rp32,35 triliun, masih turun tipis dari akhir 2021 senilai Rp32,65 triliun. Sebagai perbandingan, capaian aset FIF pada tutup buku 2020 mencapai Rp32,58 triliun, sementara pada 2019 mencapai Rp35,71 triliun.

Namun, apabila dilihat dari sisi kinerja laba-rugi per Maret 2022, laba bersih FIF pada kuartal I/2022 telah menembus Rp750,77 miliar atau melonjak 83,3 persen (yoy) ketimbang capaian kuartal I/2021 senilai Rp409,53 miliar.

Nilai ini bahkan sudah lebih baik ketimbang laba bersih di momen jelang pandemi alias kuartal I/2020 senilai Rp673,42 miliar dan kuartal I/2019 senilai Rp604,4 miliar.

Apabila tren cuan kuartalan ini berlanjut sampai akhir tahun, ada potensi FIF bisa melampaui laba bersih era sebelum pandemi alias 2019 di Rp2,56 triliun. Sebagai perbandingan, laba FIF pada era pandemi turun ke Rp1,48 triliun, sementara pada tahun lalu sudah pulih secara bertahap ke Rp2,46 triliun.

Presiden Direktur FIFGROUP Margono Tanuwijaya sempat menjelaskan kinerja laba ini beriringan dengan mulai moncernya kinerja pembiayaan motor sepanjang kuartal I/2022 ini yang bisa menyentuh lebih dari Rp6,6 triliun, naik tipis ketimbang periode kuartal I/2021 yang ketika itu di kisaran Rp6,1 triliun.

Apabila tren ini berlanjut, FIF mengincar mampu menyalurkan pembiayaan di kisaran Rp35 triliun sepanjang tahun ini. Sebagai perbandingan, total pembiayaan baru FIF sepanjang tahun lalu mencapai Rp31,83 triliun, didominasi produk pembiayaan sepeda motor baru alias FIFASTRA dengan kontribusi sekitar 66 persen.

Kinerja periode 2021 ini tercatat naik 5,7 persen (yoy) ketimbang pencapaian era pandemi Covid-19 alias periode 2020, yang ketika itu senilai Rp30,11 triliun. Namun, masih jauh dari pembiayaan tahunan FIFGROUP sebelum terdampak pandemi, yang rata-rata bisa mencapai Rp39,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper