Bisnis.com, JAKARTA - Kantor cabang luar negeri (KCLN) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) telah menyalurkan total kredit sebesar Rp22,86 triliun atau US$1,56 miliar pada kuartal I/2022.
Corporate Secretary BNI Mucharom mengatakan saat ini perusahaan memiliki 6 KCLN yang berada di Singapura, Hong Kong, London, New York, Tokyo, dan Seoul.
Dibandingkan dengan kuartal I/2021, kredit yang disalurkan keenam kantor cabang tersebut tumbuh 5,37 persen.
“Atau sebesar 6,46 persen year to date/ytd,” kata Mucharom kepada Bisnis, Selasa (24/5).
Mucharom menuturkan salah satu peta jalan (road map) bisnis internasional BNI adalah sebagai jembatan bisnis antara Indonesia dan Dunia, oleh karena itu BNI melalui KCLN memfasilitasi Indonesian-related business di Indonesia dan luar negeri baik segmen korporasi, komersial, maupun ritel.
BNI, lanjutnya, akan terus melakukan upaya dan inovasi dalam mendongkrak pembiayaan di luar negeri, diantaranya dengan membentuk Syndication Desk di Singapura untuk optimalisasi keikutsertaan BNI KCLN Singapura dalam pembiayaan global syndication dengan bank-bank asing, baik sebagai participant, maupun sebagai initiate (MLA).
Baca Juga
“Kedua, memperkuat peran International Desk dan Foreign Direct Investment (FDI) Advisory Unit, business matching, dan strategic investment advisory di KCLN,” kata Mucharom.
Strategi selanjutnya, ujar Mucharom, optimalisasi peran BNI KCLN dalam membawa nasabah/debitur di dalam negeri yang potensial untuk Go Global. KCLN berperan membantu untuk set up company di Luar Negeri.
BNI juga terlibat dalam pengembangan bisnis dengan pemberian fasilitas kredit khusus kepada segmen UMKM Diaspora di Luar Negeri.
Dia menekankan bahwa bisnis perbankan internasional BNI tetap tumbuh di tengah konflik Rusia dan Ukraina.
Konflik tidak banyak berdampak pada bisnis BNI di luar negeri, meskipun komoditas yang diperdagangkan adalah minyak and gas.
“Karena Rusia dan Ukraina bukan pemain utama dalam transaksi perdagangan yang selama ini difasilitasi oleh KCLN BNI,” kata Mucharom.
Dia menambahkan meski demikian konflik memberi dampak kenaikan beberapa komoditas seperti batu bara, CPO, mineral dan turunannya.
Disisi lain, BNI mendapatkan nilai positif, di mana volume dari business trade BNI tumbuh tinggi karena mayoritas komoditas yang ditransaksikan adalah oil, gas and mineral.
“Pada kuartal I/2022 terjadi peningkatan dari volume business trade finance BNI secara tahunan sebesar 63,54 persen,” kata Mucharom.
Sebelumnya, BNI menghadirkan representative office BNI di Amsterdam di Belanda.
Duta Besar RI untuk Belanda Mayerfas mengatakan representative office BNI di Amsterdam punya peluang besar untuk menjembatani perdagangan antara Indonesia-Belanda. Tahun lalu, nilai total perdagangan kedua negara mencapai US$5,47 miliar.
Dari angka tersebut, ekspor Indonesia ke Belanda mencapai US$4,63 miliar dan mengalami surplus perdagangan sebesar US$3,78 miliar. Capaian tersebut meningkat 64 persen dibandingkan tahun 2020.
“Karena Belanda merupakan pintu gerbang bagi produk- produk Indonesia yang masuk ke wilayah Uni Eropa,” kata Mayerfas.
Di sisi investasi, Mayerfas menuturkan bahwa banyak investor Belanda yang berinvestasi di Indonesia. Hubungan keduanya juga dinilai sudah sangat kuat. Selain itu ada sekitar 1,7 juta orang di Belanda yang memiliki keterikatan dengan Indonesia karena sejarahnya.
Sementara itu, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan BNI hadir di Amsterdam juga untuk menyasar pasar di wilayah Eropa pasca Brexit. Kehadiran BNI diharapkan dapat membantu berbagai aktivitas bisnis baik korporasi UMKM maupun berbagai bisnis transaksi global ritel ke depannya.
“Kami berharap Amsterdam dapat menjadi salah satu daerah operasional yang strategis ke depannya sehingga dapat meningkatkan peran kami BNI sebagai global bank Indonesia yang aktif mendorong investasi langsung ke tanah Air sambil meningkatkan berbagai potensi ekonomi diaspora-diaspora di luar negeri,” sebutnya.