Bisnis.com, SOLO - Standard Chartered Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) meluncurkan program Futuremakers di Nusa Tenggara Timur.
Program ini dilakukan untuk mendukung upaya peningkatan kondisi ekonomi kaum muda dan perempuan di wilayah tersebut.
Program senilai USD 300.000 (Rp4,3 milyar) ini didanai oleh Standard Chartered Foundation dan akan berlangsung hingga tahun 2023, dengan target untuk mendukung sebanyak 400 peserta kaum muda, termasuk 240 orang perempuan dan 100 penyandang disabilitas.
Untuk membantu meningkatkan keahlian bekerja serta kondisi ekonomi kaum muda di NTT, peserta program Futuremakers akan menjalani pelatihan dan pendampingan bisnis mikro berbasis pasar di sektor kerajinan berupa anyaman ramah lingkungan.
Selanjutnya, sebanyak 200 orang muda dari Kota dan Kabupaten Kupang diharapkan dapat membuka usaha di sektor kerajinan yang ramah lingkungan, seperti bisnis anyaman bambu atau tanaman Purun yang biasa ditemukan di dekat rawa.
Teknik bisnis ramah lingkungan ini diajarkan kepada peserta melalui kemitraan dengan Du Anyam yang bergerak di bidang kriya ramah lingkungan, organisasi Persani NTT, dan organisasi disabilitas lainnya di NTT.
Baca Juga
Program Futuremakers ini mendapat sambutan hangat dari Pemerintah Provinsi NTT. Gubernur NTT Viktor Laiskodat menyampaikan, upaya Standard Chartered dan Plan Indonesia melalui Futuremakers dapat menjadi alternatif penghasilan baru bagi kaum muda NTT.
"Pemerintah Provinsi NTT mendorong penuh upaya Standard Chartered dan Plan Indonesia dalam hal pemberdayaan ekonomi kaum muda. Kami berharap program ini dapat menjadi bagian dari upaya kolektif untuk menurunkan angka pengangguran terbuka di NTT yang mencapai 3,30 persen pada 2022," ujar Viktor dalam keterangan resminya.
Di sisi lain, Head of Corporate Affairs, Brand & Marketing, Indonesia & ASEAN Markets (AU, BN, PH), Standard Chartered Diana Mudadalam mengatakan bahwa melalui fokus pada Lifting Participation, Standard Chartered secara global berupaya untuk meningkatkan taraf kehidupan 1 miliar orang dan komunitas mereka dengan memaksimalkan potensi keuangan perempuan dan usaha-usaha kecil di pasar-pasar inti.
"Upaya ini kami realisasikan khususnya di Indonesia antara lain lewat beragam program-program Futuremakers yang telah berlangsung sejak tahun 2019," katanya.
"Sehubungan dengan pandemi COVID-19 yang melanda dunia, Standard Chartered secara global mendonasikan USD 25 (Rp 366,3 milyar) juta untuk program Economic Recovery untuk membantu masyarakat dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi. Khusus untuk Indonesia, Standard Chartered telah mengalokasikan USD 1,1 juta (Rp 16,1 milyar) untuk berbagai program pelatihan yang berfokus pada wirausaha perempuan dan kaum muda yang terimbas oleh pandemi. Program di NTT ini merupakan bagian dari program-program tersebut, dan juga menjadi salah satu bagian dari kontribusi kami untuk membantu pemulihan perekonomian Indonesia paska pandemi," lanjut Diana.
Sementara itu, Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, usai peluncuran Futuremakers di Kupang, mengatakan bahwa program kerja sama ini diharapkan bisa menjadi solusi ekonomi yang inklusif bagi kaum muda di Nusa Tenggara Timur.
"Para peserta Futuremakers juga diharapkan bisa menjadi contoh praktik bisnis ramah lingkungan yang tetap menguntungkan kaum muda di lingkungan sekitar,” ujarnya.
Futuremakers merupakan sebuah inisiatif global Standard Chartered untuk mengatasi ketidaksetaraan dengan mempromosikan perekonomian inklusif di setiap negara di mana Standard Chartered beroperasi.
Futuremakers mendukung kaum muda yang kurang beruntung, terutama anak perempuan dan orang-orang dengan gangguan penglihatan, untuk mempelajari keterampilan baru dan meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan atau memulai bisnis mereka sendiri.
Di Indonesia, Futuremakers pertama kali diluncurkan pada tahun 2019, dan hingga kini telah mendukung lebih dari 1.000 penerima manfaat lewat berbagai ragam inisiatif seperti Goal, Youth to Work dan Entrepreneur.
Diharapkan, melalui program Futuremakers, kaum muda memiliki kemampuan ekonomi yang komperhensif untuk terus berdaya dan melanjutkan kehidupan secara bermakna.