Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI memperkirakan kredit konsumsi pada tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan dengan 2021.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan seiring dengan melandainya penyebaran virus Corona serta pulihnya aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat, perseroan memperkirakan pertumbuhan pembiayaan yang menyasar masyarakat umum tersebut bakal cemerlang pada 2022.
“Kami memproyeksikan untuk tahun ini pertumbuhan kredit konsumer BRI dapat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun lalu yang sebesar 4 persen year-on-year/yoy,” kata Aestika kepada Bisnis, Selasa (31/5).
Aestika menjelaskan hingga akhir April 2022 tercatat kredit konsumsi BRI (bank only) tumbuh 5,07 persen yoy. Kontributor utama kredit konsumer BRI yakni salary based loan (BRIGUNA) yang mendominasi penyaluran hingga 70 persen dari total kredit konsumer BRI.
Adapun untuk mendorong pertumbuhan kredit konsumer, lanjutnya, perseroan akan terus melakukan perbaikan rekayasa proses bisnis (business process engineering) berupa implementasi Consumer Loan Factoring (CLF).
Selain itu BRI juga terus mendorong digitalisasi, seperti melalui aplikasi BRISPOT konsumer dan BRImo.
“BRI akan terus menjalankan program flagship seperti KPR BRI Virtual EXPO untuk meningkatkan relasi dengan nasabah,” kata Aestika.
Sekadar informasi, merujuk data Analisis Perkembangan Uang Beredar oleh Bank Indonesia tren pertumbuhan kredit konsumsi berlanjut pada April 2022 dengan pertumbuhan kredit sebesar 6,4 persen yoy.
Adapun pada Maret 2022 pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 6 persen, Februari sebesar 5,2 persen, dan Januari sebesar 5 persen.
Jika dibandingkan dengan 3 tahun lalu, pertumbuhan kredit konsumsi secara tahunan pada April 2022 lebih tinggi dibandingkan dengan April 2021 (0,4 persen yoy) dan April 2020 (4,1 persen yoy). Namun jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit konsumsi pada April 2019 (9 persen yoy) angka pertumbuhan kredit masih lebih rendah.
Untuk diketahui pada April 2022 tercatat kredit konsumsi yang disalurkan perbankan mencapai Rp1.718,5 triliun. Sementara itu April 2021 nilainya total sebesar Rp1.615,2 triliun.