Bisnis.com, JAKARTA – Rencana PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) untuk mengakuisisi unit usaha syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. disebut mampu meningkatkan akses pembelian rumah melalui skema KPR Syariah.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, menilai apabila BTN Syariah bergabung dengan BSI, pangsa pasar pembiayaan kepemilikan rumah dan apartemen berbasis syariah diperkirakan meningkat.
“Memang [dalam waktu dekat] tidak akan seperti induknya BTN Syariah, tapi mungkin pangsa pasar KPR syariah bisa naik 1 persen – 2 persen, tidak lama pasca-akuisisi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (14/6/2022).
Dia melanjutkan bahwa bagi BSI, langkah akuisisi UUS BTN merupakan upaya strategis dalam mencapai target sebagai 10 bank syariah terbesar di dunia. Aksi korporasi ini juga berpotensi mendorong aset emiten bank berkode saham BRIS ini menjadi lebih dari Rp300 triliun.
Dengan capaian tersebut, BSI akan menjadi bank terbesar keenam dari segi aset. “Dengan bertambahnya aset, skala bisnis BSI akan membesar dan meningkatkan kapabilitas dalam menyalurkan pembiayaan perumahan,” kata Huda.
Selain mendorong KPR syariah, konsolidasi UUS BTN ke BSI juga akan mendorong penyaluran KPR bersubsidi. Berdasarkan data BP Tapera, penyaluran KPR FLPP per Mei 2022 didominasi oleh BTN sebesar 56,09 persen, diikuti BTN Syariah yang berkontribusi 11,38 persen.
Baca Juga
BSI berada di urutan keempat setelah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. atau Bank BJB (BJBR), dengan sumbangsih sebesar 2,78 persen.
Adapun rencana BSI mengakuisisi BTN Syariah mencuat seiring dengan pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir pada awal tahun ini. Dia berharap UUS BTN akan memperkuat posisi sekaligus memperbesar kapasitas BSI.
Sebagaimana diketahui, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 27 Mei 2022, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. selaku pemegang saham, telah menyetujui masuknya saham Seri A Dwiwarna ke BSI. Dengan demikian, BSI akan menjadi perusahaan BUMN.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2022 menyebutkan penyaluran KPR, baik secara konvensional maupun syariah, tumbuh 10,2 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp574,87 triliun. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi sepanjang 5 tahun terakhir.
Adapun, pertumbuhan KPR syariah sejak 2018 – Februari 2022 selalu melampaui industri dengan kenaikan lebih dari 10 persen yoy. Kendati demikian, pangsa pasar KPR syariah di Indonesia dalam tiga tahun terakhir belum banyak bergerak.
Per Februari 2022, bank syariah umum (BUS) dan UUS berkontribusi sebesar 18,3 persen terhadap total pembiayaan rumah dan apartemen. Persentase ini relatif sama dengan posisi 2020.