Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Usaha Rakyat dan Upaya Bank Pertebal Penyaluran ke Sektor Produktif

Pemerintah berfokus menggeser penyaluran KUR dari sektor perdagangan menuju sektor produktif, salah satunya pertanian.
Pemerintah diketahui terus berfokus menggeser penyaluran KUR dari sektor perdagangan menuju sektor produktif, salah satunya pertanian. /Antara Foto-Basri Marzuki
Pemerintah diketahui terus berfokus menggeser penyaluran KUR dari sektor perdagangan menuju sektor produktif, salah satunya pertanian. /Antara Foto-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah bersama dengan bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terus mendorong penyerapan kredit ke sektor produktif. Langkah ini dilakukan untuk memperluas pembiayaan dan memacu daya saing usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Pemerintah diketahui terus berfokus menggeser penyaluran KUR dari sektor perdagangan menuju sektor produktif, salah satunya pertanian. Sektor pertanian pasalnya memiliki daya ungkit tinggi dalam ekosistem dari hulu ke hilir di dalam rantai nilai. 

Kementerian Koordinator bidang Perekonomian mencatat bahwa hingga Mei 2022, KUR telah diserap oleh 3,18 juta debitur dengan nilai mencapai Rp147,7 triliun. Jumlah ini setara dengan 39,6 persen target yang ditetapkan sebesar Rp373 triliun pada tahun ini. 

Sementara untuk mendorong sektor pertanian, pemerintah bahkan mengeluarkan program KUR khusus pertanian guna mendorong produktivitas di sektor ini. Tercatat, sektor pertanian telah menyerap Rp46,6 triliun dari total plafon yang disediakan sebesar Rp90 triliun. 

Penyaluran KUR BRI

Dari sisi perbankan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI juga terus memacu penyaluran KUR ke sektor pertanian. 

Sepanjang Januari–Mei 2022, emiten bank dengan ticker BBRI ini menyalurkan KUR sebesar Rp104,5 triliun kepada 2,7 juta pelaku UMKM. Capaian ini setara dengan 41,12 persen dari target yang ditetapkan oleh pemerintah di 2022 yakni Rp254,1 triliun.

Adapun, sektor pertanian berkontribusi sebesar 33,78 persen dari total penyaluran KUR perseroan. Kucuran kredit tersebut telah diserap oleh 988.584 debitur dengan plafon mencapai Rp35,3 Triliun.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menyampaikan BRI optimistis dapat menyalurkan kuota sesuai yang ditargetkan pemerintah. Kekuatan Holding Ultramikro juga diharapkan mampu mempercepat penyaluran kredit usaha tersebut.

"Saat ini, Pegadaian telah mendapatkan izin sebagai salah satu yang dapat menjadi penyalur KUR dan telah mendapatkan kuota dari alokasi kuota BRI sebesar Rp5,9 Triliun pada bulan Juni 2022," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (21/6/2022).

Menurut Supari, pengendalian Covid-19 yang semakin baik diikuti dengan longgarnya mobilitas masyarakat, bakal membuat pelaku UMKM dapat melakukan aktivitas bisnis laiknya sebelum pandemi. 

Dengan demikian, dia berharap para pelaku usaha yang selama ini terdampak pandemi, mampu pulih lebih cepat sehingga mampu mendorong permintaan pembiayaan.

Supari menambahkan bahwa di tengah menggeliatnya permintaan kredit, bank juga memerlukan ketersediaan likuiditas yang cukup. Oleh sebab itu, dia menilai perlunya dukungan kebijakan agar perbankan dapat menyiapkan likuiditas secara memadai. 

"Diperlukan dukungan kebijakan yang kondusif sehingga memberikan ruang kepada bank untuk dapat menyiapkan likuiditas yang cukup untuk pertumbuhan kredit yang saat ini masih didorong oleh KUR," tuturnya.

Penyaluran KUR Bank Mandiri

Di sisi lain, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI terus menggenjot penyaluran KUR ke sektor produktif. Dari Rp16,85 triliun KUR yang disalurkan hingga Mei 2022, sektor pertanian menyumbang porsi terbesar mencapai 29,34 persen. 

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan sampai dengan akhir Mei 2022 perseroan telah menyalurkan KUR sebesar Rp16,85 triliun kepada lebih dari 156.000 debitur. Angka ini naik 7,51 persen dibandingkan dengan Mei tahun lalu.

Rudi menyebutkan bahwa fokus penyaluran KUR Bank Mandiri masih menyasar sektor produktif unggulan di masing-masing wilayah. Sepanjang Januari hingga Mei 2022, aliran KUR ke sektor produktif mencapai 59,2 persen atau sebesar Rp9,97 triliun.

Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar, yakni 29,34 persen dari total KUR perseroan atau mencapai Rp4,94 triliun. Dilanjutkan oleh sektor jasa produksi sebesar Rp3,31 triliun atau 19,68 persen dari total penyaluran KUR hingga akhir Mei 2022.

“Peningkatan realisasi penyaluran KUR ini menandakan bahwa pemulihan ekonomi masyarakat sedang berada dalam momentum yang positif,” ujarnya.

Selain itu, Rudi menjelaskan penetrasi penyaluran KUR tidak hanya menyasar kota besar, tetapi juga di wilayah di timur Indonesia. Bali dan Nusa Tenggara, misalnya, mencatatkan realisasi KUR Rp744,57 miliar atau naik 21,25 persen secara tahunan.

Penyaluran KUR BNI

Di deretan bank pelat merah lainnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI cukup optimistis dapat mencapai target penyaluran KUR sepanjang tahun ini. Kendati terdapat sejumlah tantangan yang diperkirakan masih akan membayangi. 

General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil Bank BNI, Sunarna Eka Nugraha, menuturkan penyaluran KUR BNI sampai dengan Mei 2022 mencapai Rp13,6 triliun. Jumlah tersebut bertumbuh 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Penyaluran KUR masih didominasi oleh sektor perdagangan dengan kontribusi sebesar 50,6 persen, diikuti sektor produksi yang mencapai 49,4 persen. Untuk sektor produksi, lini pertanian menyumbang porsi terbesar yakni 27,9 persen. 

Berlandaskan kondisi serta pemulihan ekonomi yang mulai terjadi di berbagai sektor dan provinsi di Indonesia, emiten bank berkode saham BBNI ini optimistis penyerapan KUR 2022 dapat berjalan sesuai harapan.

"Optimisme tersebut tentu juga berlaku untuk Penyaluran KUR BNI di mana kami telah menyiapkan beberapa strategi dan inovasi untuk mendukung peningkatan pembiayaan kepada UMKM khususnya melalui produk KUR," pungkasnya. 

Di sisi lain, dia juga melihat bahwa masih ada tantangan yang dapat memengaruhi kinerja penyaluran KUR tahun ini. Salah satunya kembali meningkatnya penyebaran Covid-19, yang berpotensi memberikan dampak pada penurunan permintaan pembiayaan KUR. 

Penyaluran KUR BPD

Sementara itu, tantangan berbeda diperlihatkan oleh bank di daerah, yakni PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat atau Bank Sulselbar. 

Direktur Ops dan IT Bank Sulselbar, Irmayanti Sultan, mengatakan tantangan yang dihadapi pihaknya lebih mengarah pada sisi debitur, khususnya terkait dengan pemenuhan aspek legalitas usaha. Dia menilai pelaku usaha di daerah masih memerlukan edukasi lebih luas terkait pengelolaan aspek manajemen. 

 "Terutama pengelolaan administrasi keuangan sebagai dasar analisa bank. Namun, kami telah melakukan inisiasi program agar memperkuat produk digital lending berbasis data analitik dan berkolaborasi untuk percepatan," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper