Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berkah Tambang & Konstruksi, Kredit Alat Berat BFI Finance (BFIN) Tumbuh 35 Persen

BFI Finance atau BFIN mematok alat berat berkontribusi sekitar 10-11 persen dari total pembiayaan baru. Sepanjang kuartal I/2022, total realisasi penyaluran pembiayaan perusahaan mencapai Rp4,8 triliun, rekor kuartalan tertinggi sepanjang BFIN berdiri.
Berkah tambang dan konstruksi, kredit alat berat BFI Finance (BFIN) tumbuh 35 persen. /JIBI-Paulus Tandi Bone
Berkah tambang dan konstruksi, kredit alat berat BFI Finance (BFIN) tumbuh 35 persen. /JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten multifinancen PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) atau BFI Finance optimistis pembiayaan alat berat terus terkatrol, seiring dengan sentimen positif dua sektor andalannya, konstruksi dan pertambangan.

Direktur Keuangan sekaligus Corporate Secretary BFI Finance Sudjono menjelaskan bahwa sampai jelang akhir kuartal II/2022, kondisi permintaan kredit alat berat terbilang dalam tren terus membaik sejak era pandemi Covid-19 dua tahun belakangan.

"Sejauh ini masih cenderung flat sejak awal tahun, karena ada efek libur lebaran di bulan lalu. Tapi kalau dibandingkan tahun lalu, memang terdapat peningkatan volume signifikan, sekitar 35 persen [year-on-year/yoy]," ujarnya kepada Bisnis, Senin (27/6/2022).

Sebagai gambaran, pembiayaan alat berat mengambil porsi Rp781 miliar dari total pembiayaan BFIN sepanjang periode 2020 senilai Rp7,6 triliun. Sementara itu pada 2021, porsinya melonjak dua kali lipat menjadi Rp1,4 triliun dari total pembiayaan Rp13,67 triliun.

Sampai saat ini, alat berat masih dipatok mengambil porsi sekitar 10-11 persen dari total pembiayaan baru BFIN. Adapun, sepanjang kuartal I/2022, total realisasi penyaluran pembiayaan BFIN mencapai Rp4,8 triliun, mencatatkan rekor nilai pembiayaan kuartalan sepanjang BFIN berdiri.

Oleh sebab itu, BFIN pun mengaku makin optimistis mendengar munculnya kabar permintaan alat berat secara masif dari korporasi pemain sektor pertambangan di Tanah Air, terutama terkait komoditas batu bara.

"Secara historis, pembiayaan alat berat BFI Finance itu terbanyak ada di sektor konstruksi, baru setelahnya pertambangan. Tapi sekarang sektor pertambangan berbalik jadi terbesar, karena terus mengalami peningkatan selama dua tahun terakhir ini, seiring tren naiknya harga komoditas," jelas Sudjono.

Sebagai perbandingan, porsi pembiayaan buat sektor konstruksi BFIN pada 2020 mencapai Rp196 miliar, sementara pertambangan Rp180 miliar. Namun, sepanjang 2021, pertambangan meroket 157 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp464 miliar, sementara konstruksi naik 68 persen yoy menjadi Rp330 miliar.

Adapun, berdasarkan objek pembiayaan, ekskavator mengambil porsi terbesar buat kinerja BFIN sepanjang 2021, yaitu senilai Rp596 miliar. Menyusul kemudian, mesin-mesin industri mencapai Rp296 miliar, lalu truk Rp240 miliar, alat berat lain-lain Rp122 miliar, dan buldoser Rp90 miliar.

Tahun ini, leasing terafiliasi Jerry NG dan Garibaldi 'Boy' Thohir melalui Trinugraha Capital & Co SCA dengan kepemilikan 48,14 persen saham ini masih mengincar pertumbuhan pembiayaan baru 10-15 persen yoy dari tahun lalu, alias hampir mendekati level sebelum pandemi di kisaran Rp15 triliun.

Segmen alat berat dan mesin-mesin industri masih dipatok berkontribusi belasan persen dari total pembiayaan baru, atau dengan kata lain juga meningkat double digit dibandingkan realisasi kinerja periode 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper