Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah upaya menambah modal dengan skema rights issue senilai Rp5 triliun, PT Bank Neo Commerce Tbk. (BYBB) mengatakan tengah menjalin komunikasi dengan berbagai investor baru.
Mengutip situs resmi Bank Neo Commerce, Kamis (7/8/2022), PT Akulaku Silvrr Indonesia tercatat sebagai pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 25,28 persen. Pemegang saham selanjutnya adalah Gozco Capital dengan porsi 14,81 persen, Yello Brick Enterprise Ltd 5,17 persen, Rockcore Financial Technology Co.Ltd 6,12 persen, dan publik 48,62 persen.
Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan pembicaraan tersebut sebagai bagian dalam upaya perusahaan menambah permodalan.
Perusahaan tengah berbicara dengan beberapa investor strategis, yang mengincar investasi jangka panjang di Indonesia dan tertarik dengan potensi dan perkembangan Bank Neo Commerce.
Sayangnya, Tjandra belum bisa memberikan nama investor tersebut.
“Banyak investor strategis yang kami dalam pembicaraan. Memang kondisi perbankan digital Indonesia yang secara overall sedang menarik. Khususnya investor strategis yang konsep investasinya jangka panjang,” kata Tjandra di Jakarta, Kamis (7/7).
Baca Juga
Dia mengatakan performa Bank Neo Commerce selama 6 bulan pertama 2022 tidak kalah dengan bank-bank lainnya. Bank Neo Commerce berhasil menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp11,1 triliun pada semester I/2022. Jumlah tersebut naik sekitar Rp3 triliun, dibandingkan dengan Desember 2021.
Sementara itu untuk aset, pada Desember 2021 senilai Rp11,3 triliun. Jumlah tersebut bertambah Rp3 triliun menjadi Rp14,3 triliun pada semester I/2022.
Dia menjelaskan perusahaan membidik dana sekitar Rp5 triliun melalui penerbitan saham baru. Penambahan modal sebanyak itu rencananya akan digunakan bisnis perusahaan agar dapat tumbuh lebih cepat.
“Kami berharap dengan itu [rights issue] membuat tumbuh lebih cepat lagi, dalam artian setiap investasi yang dilakukan, dalam hal ini adalah teknologi dan SDM,” kata Tjandra.
Dia mengatakan pada Desember 2021, rasio CAR perusahaan berada pada kisaran 50 persen. Tambahan modal tersebut diperkirakan membuat CAR perseroan tumbuh menjadi sekitar 70-80 persen.