Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dunia Usaha Sebut Akses Kredit Perbankan Lebih Mudah di Kuartal II/2022

Kinerja dunia usaha menilai akses kredit perbankan mengalami perbaikan pada kuartal II/2022, yang tercermin dari saldo bersih (SB) yang tumbuh sebesar 2,64 persen.
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Senin (4/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Senin (4/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja dunia usaha menilai akses kredit perbankan mengalami perbaikan pada kuartal II/2022, yang tercermin dari saldo bersih (SB) yang tumbuh sebesar 2,64 persen.

Berdasarkan Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia (BI), SB yang terjadi pada kuartal II/2022 lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 1,35 persen.

“Responden menilai akses kredit perbankan pada kuartal II/2022 dalam kondisi lebih mudah dibandingkan kuartal sebelumnya,” jelas survei BI, dikutip pada Jumat (15/7/2022).

BI menjelaskan hal tersebut sejalan dengan persentase responden yang menjawab akses kredit sulit tercatat sebesar 4,26 persen. Angka itu menurun dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,88 persen.

Dalam survei tersebut juga mengindikasikan peningkatan kinerja kegiatan usaha dibandingkan dengan kuartal I/2022. Itu terlihat dari nilai saldo bersih tertimbang atau SBT kegiatan usaha yang mencapai 14,13 persen pada kuartal II/2022, lebih tinggi dari 8,71 persen pada kuartal I/2022.

Adapun, responden memprakirakan kegiatan usaha tetap kuat dengan SBT sebesar 13,75 persen pada kuartal III/2022, meski tumbuh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya.

Untuk pertumbuhan dunia usaha pada kuartal III/2022 didorong dari kinerja beberapa sektor seperti sektor pertambangan dan penggalian, dan industri yang sejalan dengan ketersediaan sarana produksi serta sektor konstruksi sesuai pola historis dan peningkatan permintaan dalam negeri.

“Sementara itu, perlambatan terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan, khususnya subsektor tanaman bahan makanan [termasuk hortikultura]. Itu sejalan dengan pola histroris musim tanam,” sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper