Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT JACCS MPM Finance Indonesia menghimpun dana melalui Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I JACCS MPM Finance Indonesia Tahap I Tahun 2022.
MPM Finance Indonesia sebanyak 60 persen sahamnya dimiliki oleh JACCS Co. Ltd. Sedangkan 40 persen sisanya dimiliki oleh Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX). Leasing ini dimiliki PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG). Sedangkan Saratoga merupakan perusahaan kongsi Menteri Sandiiaga Uno dengan putra putri pendiri Astra, yakni keluarga Soeryadjaya yang kini dikendalikan oleh Edwin.
JACCS MPM Finance menargetkan penghimpunan dana Rp600 miliar dari obligasi yang ditawarkan dalam tiga seri ini, di mana Seri A memiliki tenor 370 hari kalender, Seri B tenor 3 tahun, dan Seri C tenor 5 tahun terhitung sejak tanggal emisi.
Direktur Keuangan JACCS MPM Finance Hajimu Yukimoto menjelaskan bahwa penerbitan kali ini merupakan kedua kalinya buat perusahaan, setelah sebelumnya sukses menawarkan Obligasi I MPM Finance 2019 dengan penghimpunan dana Rp664 miliar.
"Hal ini dilakukan sebagai strategi pendanaan perseroan dalam rangka melakukan diversifikasi sumber pendanaan," ujar Hajimu dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (21/7/2022).
Baca Juga
Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100 persen dari jumlah pokok obligasi dan dijamin dengan jaminan khusus berupa fidusia atas piutang lancar, sekurang-kurangnya sebesar 100 persen dari nilai pokok obligasi yang terutang.
Bunga Obligasi dibayarkan setiap triwulanan sejak tanggal emisi. Pembayaran bunga obligasi pertama setiap seri akan dilakukan pada tanggal 10 November 2022, sedangkan pembayaran bunga terakhir sekaligus jatuh tempo, yaitu pada 20 Agustus 2023 untuk Seri A, pada 10 Agustus 2025 untuk Seri B, dan pada 10 Agustus 2027 untuk Seri C.
Dalam rangka penerbitan obligasi ini, leasing hasil joint venture perusahaan pembiayaan asal Jepang JACCS Co, Ltd (60 persen) dengan emiten distributor otomotif PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk alias MPMX (40 persen) ini telah memperoleh hasil pemeringkatan AA(idn) alias double A dari PT Fitch Ratings Indonesia.
"Seluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk modal kerja, yaitu untuk kegiatan pembiayaan, sewa pembiayaan, dan anjak piutang sebagaimana yang ditentukan oleh izin perseroan berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku," tambahnya.
Menurut Hajimu, industri pembiayaan masih memiliki prospek yang sangat baik, terutama di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencatatkan kenaikan sebesar 3,69 persen pada tahun 2021.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama didukung konsumsi dan investasi pemerintah, serta konsumsi masyarakat. Di samping itu, pertumbuhan pasar otomotif di Indonesia masih menjanjikan sebagai pasar otomotif terbesar di ASEAN.
Penjualan nasional mobil di Indonesia pada 2021 mencapai 887.202 unit, sedangkan penjualan motor di Indonesia pada 2021 mencapai 5.057.516 unit.
Oleh sebab itu, dalam masa transisi dari kondisi pandemi Covid-19 menuju pemulihan, perseroan berencana melakukan diversifikasi pendanaan, baik melalui pinjaman perbankan dari dalam dan luar negeri, penerbitan obligasi, serta penerbitan surat utang jangka menengah.
"Selain itu, perseroan memiliki dukungan kuat dari pemegang saham yaitu dukungan bisnis dari MPMX sehubungan dengan pembiayaan sepeda motor baru merek Honda, dan dukungan keuangan dari JACCS dalam mendapatkan sumber dana dengan biaya yang kompetitif. Adapun, JACCS juga terafiliasi dengan MUFG Bank, Ltd.," jelas Hajimu.
Masa penawaran awal PUB Obligasi I JACCS MPM Finance Indonesia Tahap I Tahun 2022 tengah berlangsung hingga 26 Juli 2022. Kemudian, masa penawaran umum akan diselenggarakan pada 2 – 5 Agustus 2022.
Sedangkan perkiraan tanggal penjatahan pada 8 Agustus 2022, dan perkiraan tanggal pembayaran sekaligus tanggal distribusi Obligasi pada 10 Agustus 2022. Setelah itu, obligasi mulai tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Agustus 2022.
Dalam penawaran umum ini perseroan telah menunjuk PT CIMB Niaga Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi. Sementara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) akan bertindak selaku Wali Amanat.