Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa pertumbuhan kredit perbankan tumbuh dobel digit sebesar 10,66 persen secara tahunan pada Juni 2022. Capaian ini bahkan melampaui capaian kredit sepanjang 2021 yang tumbuh 5,2 persen.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa pertumbuhan kredit diikuti dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) yang tetap terjaga di kisaran 3,04 persen secara bruto dan 0,85 persen secara neto.
“Perbaikan penyaluran kredit tersebut utamanya ditopang oleh kredit produktif, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi, serta sebagian besar sektor ekonomi,” ujar Perry dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (21/7/2022).
Perry menambahkan bahwa dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit perbankan tetap longgar, terutama di sektor industri perdagangan dan pertanian. Kondisi tersebut seiring dengan membaiknya persepsi risiko kredit.
Dari sisi permintaan, pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut. Terlihat dari perbaikan penjualan, terutama di sektor perdagangan dan industri. Perbaikan kinerja ini meningkatkan kemampuan membayar dan belanja modal korporasi, serta permintaan pendanaan dari korporasi.
Sementara itu, pertumbuhan kredit usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM meningkat lebih tinggi yaitu sebesar 17,37 persen yoy pada Juni 2022.
Baca Juga
Adapun, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan pada Mei 2022 masih tetap tinggi sebesar 24,67 persen. Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) pada Juni 2022 tumbuh sebesar 9,13 persen secara tahunan (yoy).
Jika ditarik mundur, pertumbuhan kredit per Juni 2022 menjadi yang tertinggi sepanjang tahun berjalan. Pada Januari, kredit perbankan tercatat tumbuh 5,5 persen yoy kemudian meningkat menjadi 6,33 persen per Februari dan 6,67 persen pada Maret 2022.
Memasuki April, penyaluran kredit perbankan bertumbuh sebesar 9,1 persen yoy. Adapun, memasuki bulan Mei, realisasi kredit perbankan sedikit menurun menjadi 9,03 persen yoy.