Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI aktif mempercepat transformasi digital. Dalam beberapa bulan terakhir, emiten bank berkode saham BMRI ini menyematkan sejumlah fitur dan layanan baru melalui digital banking.
Akhir Mei 2022, misalnya, BMRI meluncurkan fitur investasi bertajuk Livin’ Investasi. Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, fitur ini menawarkan kemudahan investasi bagi pengguna dengan lebih cepat dan aman.
Kemudian pada 22 Juli 2022, perseroan meluncurkan fitur Livin’ Sukha. Fitur ini memungkinkan nasabah memenuhi kebutuhan transaksi dalam satu aplikasi, seperti pembelian tiket pesawat, tiket kereta api, entertainment, pembelian voucer gim, dan pengajuan kredit.
“Dalam perjalanan transformasi digital, Bank Mandiri terus mengedepankan kenyamanan dan kebutuhan nasabah. Sehingga fitur-fitur dan layanan yang dihadirkan dapat menjadi solusi transaksi nasabah,” ujar Rudi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/8/2022).
Livin’ by Mandiri tercatat telah diunduh lebih dari 15 juta kali sejak diluncurkan pada Oktober 2021. Jumlah transaksi aplikasi tersebut telah mencapai 881 juta transaksi per Juni 2022 dengan nilai lebih dari Rp1.080 triliun atau tumbuh hampir dua kali lipat dari Juni 2021.
Rudi mengatakan langkah terbaru dari BMRI adalah menghadirkan 241 Smart Branch by Mandiri secara serentak di 89 kabupaten/kota dan 29 provinsi di Indonesia pada akhir Juli 2022. Melalui fitur yang terintegrasi dengan kanal digital Livin’ dan Kopra, nasabah dapat merasakan pengalaman perbankan yang lengkap dan digital secara langsung.
Baca Juga
Adapun, layanan kantor cabang digital itu juga dilengkapi dengan self-service machine dan layanan bantuan dari General Banker (GB). Inovasi tersebut hadir dalam tiga tipe cabang yaitu Digital Box, Hybrid Branch, dan Upgrade Branch.
“Ketiga tipe ini diharapkan dapat mengakomodir seluruh karakter nasabah maupun masyarakat yang masih membutuhkan layanan perbankan di cabang maupun edukasi finansial dengan lebih nyaman dan interaktif,” kata Rudi.
Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta kepada perbankan nasional untuk segera bertransformasi meningkatkan layanan digitalnya. Hal ini seiring meningkatnya tuntutan akselerasi digital yang telah menjadi ekspektasi masyarakat dan dunia usaha.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan pandemi Covid-19 menjadi momentum perubahan pada berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Menurutnya, pandemi juga menimbulkan tatanan baru bagi masyarakat dalam melakukan transaksi ekonomi dan pola pembayarannya.
Dia menambahkan pergeseran perilaku dan orientasi masyarakat dari secara fisik ke arah ekonomi virtual tersebut dinilai akan bersifat permanen, termasuk tuntutan model layanan perbankan yang berbeda dari sebelumnya. Oleh sebab itu, bank diminta untuk segera bertransformasi menyesuaikan keadaan.
“Bank yang belum ‘move on’ dan masih setia dengan layanan perbankan tradisionalnya, harus bersiap untuk tersisih dan harus rela didera flight to service ataupun flight to digital akibat ditinggalkan oleh nasabah yang beralih ke bank-bank yang memberikan layanan secara digital,” ujarnya pada Kamis (4/8/2022).