Bisnis.com, JAKARTA - Bank milik negara atau BUMN terus menggenjot penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) pada sisa tahun ini guna meningkatkan daya saing UMKM sekaligus mendorong mereka naik kelas. Hingga pertengahan 2022, KUR yang disalurkan telah memenuhi separuh dari target yang ditetapkan pemerintah kepada masing-masing bank.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BBTN telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp281,86 miliar per Juni 2022, meningkat 181,78 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sekretaris Perusahaan BTN Achmad Chaerul mengatakan pada 2022, BTN mendapat kuota penyaluran KUR dari pemerintah sebanyak Rp600 miliar. Jumlah tersebut naik 100 persen dibandingkan 2021 yang sebesar Rp300 miliar.
Adapun sampai dengan Juni 2022, BTN telah merealisasikan KUR sebesar Rp281,86 miliar jumlah tersebut naik 181,78 persen dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp181,83 miliar. Realisasi tersebut juga hampir menyentuh 50 persen dari target yang ditetapkan pemerintah.
“Penyaluran KUR usaha kecil masih mendominasi sekitar Rp259,1 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 761 debitur. Adapun KUR mikro sebesar Rp22,8 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 393 debitur,” kata Chaerul kepada Bisnis, Senin (8/7/2022).
Chaerul menambahkan untuk sektor yang paling banyak disalurkan untuk KUR adalah perdagangan (nonhousing related) sebesar Rp93,6 miliar dan konstruksi (housing related) sebesar Rp86,8 miliar.
Baca Juga
Dalam menyalurkan KUR, kata Chaerul, BTN akan melihat skala bisnis penerima KUR yaitu sebagai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup.
Sementara itu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp124,45 triliun kepada 3,3 juta nasabah atau setara dengan 48,97 persen dari kuota KUR yang telah ditentukan oleh pemerintah pada tahun ini.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan perseroan optimistis tahun ini dapat menyalurkan KUR sesuai dengan breakdown yang diberikan oleh pemerintah sebesar Rp254,1 triliun, diantaranya dengan menyiapkan strategi selective growth yang selaras dengan strategi penyaluran kredit BRI secara umum.
“Selain itu BRI akan memanfaatkan hyperlocal ecosystem dengan fokus pada ekosistem desa, pasar kelompok usaha dan komoditas tertentu,” kata Aestika.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI menyalurkan KUR per Juni 2022 sebesar Rp20,64 triliun. KUR tersebut disalurkan kepada 192.657 debitur.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan angka tersebut meningkat 4,88 persen dibandingkan penyaluran KUR per Juni 2021 sebesar Rp19,68 triliun.
Pada 2022, KUR Bank Mandiri paling banyak disalurkan ke sektor produksi sebanyak Rp12,29 triliun atau sebesar 59,54 persen dari total penyaluran.
Adapun sektor-sektor yang termasuk pada sektor produksi antara lain sektor pertanian sebesar 29,43 persen (Rp6,07 triliun), sektor perikanan 1,97 persen (Rp406,8 miliar), sektor industri pengolahan 8,23 persen (Rp 1,7 triliun), sektor pertambangan 0,03 persen (Rp 5,25 miliar) dan sektor jasa produksi menyumbang 19,88 persen (Rp4,1 triliun).
“Target penyaluran KUR Bank Mandiri tahun 2022 sebesar Rp40 triliun,” kata Rudi.
Adapun untuk mencapai target tersebut, kata Rudy, sejumlah strategi yang dilakukan Bank Mandiri antara lain bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang merupakan nasabah/debitur di segmen wholesale Bank Mandiri.
Bank Mandiri, lanjutnya, juga masuk ke sektor-sektor yang selama ini belum tergarap secara optimal seperti sektor pariwisata.
Rudi menjelaskan Bank Mandiri juga memperluas skema-skema produk di sektor produksi untuk komoditas tertentu di sektor pertanian yang menyesuaikan dengan kebutuhan masa tanam di mana pokok dan bunga dibayarkan pada saat panen.
“Strategi lainnya adalah dengan memanfaatkan platform digital Mandiri Pintar,” kata Rudi.
Mandiri Pintar (Pinjaman Tanpa Ribet) adalah sebuah aplikasi kredit berbasis smartphone (Android), merupakan terobosan Bank Mandiri dalam hal digitalisasi pengajuan kredit mikro produktif sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada nasabahnya sekaligus menggairahkan bisnis segmen UMKM.