Bisnis.com, JAKARTA – Empat emiten bank dengan kapitalisasi pasar jumbo alias big caps di pasar modal telah merilis laporan keuangannya sepanjang semester I/2022.
Data Bursa Efek Indonesia akhir pekan lalu merilis empat emiten bank yang masuk dalam 10 emiten big caps adalah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan kapitalisasi Rp961 triliun, Bank Rakyat Indonesia dengan Rp654 triliun, Bank Mandiri (BMRI) senilai Rp381 triliun dan Bank Negara Indonesia (BBNI) dengan kapitalisasi Rp 152 triliun. Keempatnya secara berurutan menempati ranking pertama, kedua, keempat dan kesepuluh secara harian.
Lalu dari emiten big caps ini, siapa yang memiliki aset terbesar?
Berdasarkan data yang diolah Bisnis, Senin (8/8/2022), Bank Mandiri menjadi jawara dengan raihan aset sebesar Rp1.786,70 triliun sepanjang paruh pertama 2022. Perolehan itu tumbuh 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp1.580,52 triliun.
“Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri telah menjalankan proses mitigasi dengan menerapkan prinsip kehati-hatian termasuk menjaga rasio pencadangan dalam posisi yang mencukupi,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam paparannya.
Darmawan menjelaskan bahwa capaian aset itu tidak terlepas dari kinerja penyaluran kredit BMRI. Per Juni 2022, kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai Rp1.138,31 triliun atau tumbuh 12,22 persen secara tahunan.
Sementara itu, di posisi kedua ada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Emiten bank berkode saham BBRI ini membukukan aset sebesar Rp1.652,84 hingga akhir Juni 2022. Capaian ini tumbuh 6,37 persen year-on-year (yoy).
Direktur Utama BRI Sunarso menyebutkan pencapaian itu tidak terlepas dari kemampuan BBRI dalam melakukan respons strategis yang tepat guna menyikapi kebijakan dari pemerintah dan regulator dalam rangka menyikapi tantangan, baik dari domestik maupun global.
Sementara itu, di posisi ketiga ada PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA. Bank swasta nomor satu di Indonesia ini tercatat meraih aset secara konsolidasian sebesar Rp 1.264,5 triliun atau tumbuh 11,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan bahwa seiring dengan peningkatan kualitas aset perseroan, biaya provisi BCA tercatat turun Rp2,8 triliun dibandingkan 2021.
“Didukung oleh pencapaian-pencapaian positif tersebut, laba bersih BCA naik 24,9 persen yoy menjadi Rp18,0 triliun,” kata Jahja dalam paparan kinerja BCA pada akhir Juli 2022.
Adapun peringkat berikutnya dihuni oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk. atau BBNI. Per akhir Juni 2022, perseroan membukukan nilai aset sebesar Rp946,49 triliun. Jumlah tersebut meningkat 8,15 persen dibandingkan kuartal II/2021.