Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BI Beberkan Faktor-Faktor yang Bayangi Nilai Tukar Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan depresiasi rupiah masih lebih baik dibandingkan dengan Malaysia, India, dan Thailand.
Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG BI), Selasa (23/8/2022)/Youtube Bank Indonesia
Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG BI), Selasa (23/8/2022)/Youtube Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa langkah stabilisasi nilai tukar rupiah terus diupayakan di tengah ketidakpastian global yang sangat tinggi.

Perry mengatakan, nilai tukar rupiah pada 26 Agustus 2022 menguat secara rerata sebesar 0,95 persen atau 0,10 persen secara point-to-point dibandingkan dengan akhir Juli 2022.

Secara tahun berjalan, nilai tukar rupiah hingga 26 Agustus 2022 terdepresiasi sebesar 3,81 persen (year-to-date/ytd).

Perry mengatakan, tingkat depresiasi rupiah tersebut termasuk salah satu mata uang yang terbaik di dunia. Dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, depresiasi tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan Malaysia, India, dan Thailand.

Namun demikian, imbuhnya, masih ada sejumlah faktor yang masih akan membayangi perkembangan nilai tukar rupiah ke depan, yaitu kenaikan suku bunga global yang sangat tinggi secara global.

Kenaikan suku bunga, terutama di Amerika Serikat (AS) akan mendorong kenaikan US Treasury sehingga memicu risiko terjadinya outflow di negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Yang menjadi faktor negatif, kenaikan subung global yang sangat tinggi, baik FFR [Fed Funds Rate] maupun US Treasury, sehingga risiko outflow masih tinggi,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (31/8/2022).

Di sisi lain, Perry mengatakan faktor positif yang akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah, diantaranya kondisi neraca pembayaran Indonesia yang cukup baik, serta persepsi positif terhadap perekonomian di dalam negeri.

Perry memperkirakan nilai tukar rupiah hingga akhir tahun akan bergerak pada kisaran Rp14.500–Rp14.900 per dolar AS.

“Sementara 2023 kami perkiakan rupiah di kisaran Rp14.800–Rp15.200 karena memang kondisi global yang memang tidak menentu dan kami berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dalam rangka pengendalian inflasi maupun menjaga stabilitas makro ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper