Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) menerbitkan sertifikat deposito negosiasi (negotiable certificate of deposit/NCD) senilai Rp220 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (5/9/2022), emiten perbankan dengan kode saham BVIC itu telah menerbitkan NCD tahun 2022 pada 1 September 2022 bernilai Rp220 miliar terdiri dari dua seri.
Pertama, seri A dengan tenor 9 bulan yang jatuh tempo pada 1 Juni 2023, yakni sebesar Rp60 miliar dengan tingkat diskonto sebesar 6 persen. Kedua, seri B dengan tenor 12 bulan dan jatuh tempo pada 30 Agustus 2023 sebesar Rp160 miliar dengan tingkat diskonto sebesar 6,50 persen.
“[Penerbitan NCD] untuk meningkatkan modal kerja dalam rangka pengembangan usaha, terutama pemberian kredit serta memperbaiki maturnity progile pendanaan secara keseluruhan dan mempersempit maturity GAP,” jelas manajemen BVIC, seperti dikutip pada Selasa (6/9/2022).
Sepanjang 6 bulan pertama di tahun 2022, BVIC mencatat kenaikan pada penyaluran kredit sebesar 9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Kredit tersebut naik dari Rp14,08 triliun menjadi Rp15,41 triliun pada posisi 30 Juni 2022. Secara total aset, Bank Victoria secara individual tumbuh 4,5 persen yoy, dari Rp22,89 triliun menjadi Rp23,93 triliun per Juni 2022.
Untuk laba bersih, BVIC dan entitas anak mampu meraup laba bersih sebesar Rp71,11 miliar hingga Juni 2022, atau naik 119,9 persen yoy dari semula bernilai Rp32,34 miliar. Laba tersebut berasal dari naiknya pendapatan bunga menjadi Rp822,68 miliar yang diikuti dengan menyusutnya beban bunga menjadi Rp489,09 miliar. Alhasil, pendapatan bunga bersih Bank Victoria naik 108 persen yoy menjadi Rp333,58 miliar.
Dari sisi rasio keuangan, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) yang dimiliki Bank Victoria secara bank only tercatat menurun dan berada di level 4,11 persen (gross) dan 3,10 persen (net). Sedangkan, loan to deposit ratio (LDR) naik menjadi 85,29 persen dari semula 78,91 persen.
Sementara itu, marjin bunga bersih atau net interest margin (NIM) dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) tercatat masing-masing sebesar 3,21 persen dan 86,15 persen pada posisi 30 Juni 2022.