Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Naik Jadi 4,25 Persen, Ini Respons BCA (BBCA) dan Bank Panin (PNBN)

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN) merespons kenaikan suku bunga acuan BI yang naik jadi 4,25 persen.
Nasabah melakukan transaksi di salah satu Kantor Cabang Bank BCA di Jakarta, Rabu (23/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Nasabah melakukan transaksi di salah satu Kantor Cabang Bank BCA di Jakarta, Rabu (23/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan masih memantau perkembangan pasar sebelum memutuskan untuk menaikkan suku bunga pinjaman dan simpanan, seiring dengan langkah Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan 50 bps menjadi 4,25 persen. 

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan kenaikkan bunga acuan terjadi pada waktu yang tepat, mengingat The Fed belum lama telah menaikkan suku bunga acuan terlebih dahulu sebesar 75 bps. 

Kenaikkan bunga oleh bank sentral Amerika Serikat tersebut sempat membuat kurs rupiah tertekan, sehingga untuk membuat rupiah menjadi lebih kuat maka suku bunga acuan perlu ditingkatkan. Adapun, untuk bunga pinjaman dan simpanan, BCA tidak akan bersikap reaktif. 

“[Dampak kenaikkan suku bunga] Ke kredit tidak serta merta naik akan ada time gap, hanya saja kalau kredit dengan Jibor+ jika Jibornya naik, kreditnya akan naik juga,” kata Jahja kepada Bisnis, Kamis (22/9/2022). 

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Pan Indonesia Tbk. atau Bank Panin (PNBN) Herwidayatmo mengatakan perseroan akan melihat perkembangan di pasar. Jika pasar menaikkan suku bunga seiring dengan langkah BI memompa suku bunga. Bank Panin pun akan melakukan hal yang sama. 

“Kami harus mengikuti perkembangan yang terjadi di pasar, tidak ada pilihan lain,” kata Herwidayatmo. 

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur September 2022.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa keputusan kenaikan suku bunga acuan merupakan langkah front loadedpre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 2—4 persen pada 2023.

Dia menjelaskan tingkat inflasi pada September 2022 akan melonjak tinggi, mencapai 5,89 persen seara tahunan akibat kenaikan harga BBM.

Tekanan inflasi pun diperkirakan masih tinggi hingga 3 bulan ke depan, sehingga tingkat inflasi pada akhir 2022 diperkirakan mencapai 6 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper