Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Leasing Diproyeksi Tumbuh 5 Persen di 2023

Bisnis pembiayaan diyakini masih kinclong pada 2023 nanti, sejalan dengan tren positif dari industri otomotif dan sektor-sektor usaha terkait alat berat.
Karyawan beraktivitas di kantor Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Jakarta, Selasa (6/9/2022). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas di kantor Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Jakarta, Selasa (6/9/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) optimistis bisnis pembiayaan masih kinclong pada 2023, sejalan dengan tren positif dari industri otomotif dan sektor-sektor usaha terkait alat berat.

Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengungkap kendati semakin banyak tantangan di semua lini bisnis pembiayaan, pihaknya optimistis piutang pembiayaan industri setidaknya tumbuh 5 persen (year-on-year/yoy), didorong pemulihan bertahap dari objek pembiayaan mobil baru, motor baru, mobil komersial, dan alat berat.

"Kami sudah bertemu dengan teman-teman di asosiasi industri kendaraan maupun alat berat. Walaupun proyeksi mereka belum keluar semua karena kondisi terkini yang penuh ketidakpastian, saya masih optimistis industri pembiayaan tahun depan masih memungkinkan untuk tumbuh 5--6 persen," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Jumat (7/10/2022).

Sebagai gambaran, industri mobil penumpang, sepeda motor, mobil angkut, dan alat berat begitu penting buat para pemain industri pembiayaan, karena sampai saat ini masih menjadi penyumbang piutang pembiayaan terbesar buat industri.

Berdasarkan data per Juli 2022, dari total piutang pembiayaan kelolaan industri leasing senilai Rp408,6 triliun, pembiayaan mobil baru menyumbang porsi Rp118,6 triliun, sepeda motor baru Rp65,2 triliun, piutang pembiayaan mobil pengangkutan Rp46,9 triliun, sementara alat berat porsinya Rp34,6 triliun.

Oleh sebab itu, APPI dan para pemain industri multifinance pun secara rutin menggelar diskusi terbatas tahunan bersama Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), dan Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI), membahas outlook tahun depan.

"Saya yakin kondisi menantang tahun depan masih positif buat industri pembiayaan, asalkan tingkat konsumsi masyarakat terjaga, dan tentu kita semua berharap tidak ada perlambatan ekonomi yang signifikan di Indonesia," tambah Suwandi.

Suwandi melihat pembiayaan sepeda motor berpotensi terus membaik di tahun depan, karena tahun ini penjualan belum optimal akibat terdampak fenomena keterbatasan stok.

Senada, AISI pun memproyeksi penjualan motor 2023 tumbuh ke 5,4 juta unit sampai 5,6 juta unit, atau tumbuh sekitar 7 persen yoy dari prediksi tahun ini di angka 5,15 juta unit.

Sebagai perbandingan, tahun lalu penjualan motor nasional mencapai 5,05 juta unit. Adapun, sampai Agustus 2022, penjualan motor nasional terealisasi 3,09 juta unit, turun 6 persen yoy ketimbang capaian Agustus 2021 di angka 3,29 juta unit.

Sementara itu, penjualan mobil baru tahun depan belum bisa ditebak karena begitu terpengaruh oleh potensi pelemahan daya beli masyarakat akibat lonjakan inflasi dan kenaikan harga BBM, serta berlanjutnya tren kenaikan suku bunga acuan.

Namun, Gaikindo melihat ada beberapa sentimen positif yang bisa dimanfaatkan industri leasing. Pertama, minat masyarakat terhadap mobil listrik (BEV) terus meningkat.

Kedua, perubahan aturan pajak barang mewah (PPnBM) yang bukan lagi berdasarkan kapasitas mesin, berpotensi membuat permintaan mobil-mobil kelas menengah semakin semarak.

Bergeser ke alat berat, Ketua Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) Etot Listyono mengungkap per Agustus 2022 penjualan alat berat tembus 13.963 unit.

Capaian ini tercatat naik 58 persen yoy ketimbang periode sama tahun lalu sebanyak 8.821 unit, dan sedikit lagi melampaui capaian sepanjang tahun lalu di angka 14.567 unit.

"Perkiraan kami, penjualan bisa menyentuh sekitar 20.000 unit di akhir tahun nanti, sehingga akan menembus rekor penjualan terbesar buat industri alat berat di Indonesia sepanjang masa," ujarnya dalam pemaparannya di diskusi bersama APPI.

Alat berat cenderung positif buat industri leasing, karena permintaannya melambung terdorong masifnya kebutuhan pelaku industri sektor pertambangan dan perkebunan. Tahun depan, sentimen positif bertambah lagi dari sektor konstruksi, terutama terkait proyek-proyek pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper