Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadir di UI, BGTC 2022 Ajak Mahasiswa Jago Atur Keuangan

Pembicara di ajang Bisnis Goes to Campus (BGTC) 2022 ajak mahasiswa Universitas Indonesia (UI) jago mengatur keuangan.
Direktur Pemasaran Bisnis Indonesia Group Hery Trianto (dari kanan) berbincang dengan Head of Marketing Money Management Gopay Kiki Apriyani, Head of Dean Office, Strategic Planning, Evaluation, and Monitoring, International Ranking Universitas Indonesia Dyah Setyaningrum, SVP Transaction Banking Retail Sales PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Thomas Wahyudi, dan Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Fahmi Achmad saat acara Bisnis Indonesia Goes to Campus 2022 di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat,
Direktur Pemasaran Bisnis Indonesia Group Hery Trianto (dari kanan) berbincang dengan Head of Marketing Money Management Gopay Kiki Apriyani, Head of Dean Office, Strategic Planning, Evaluation, and Monitoring, International Ranking Universitas Indonesia Dyah Setyaningrum, SVP Transaction Banking Retail Sales PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Thomas Wahyudi, dan Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Fahmi Achmad saat acara Bisnis Indonesia Goes to Campus 2022 di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat,

Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis Indonesia melanjutkan rangkaian acara Bisnis Goes to Campus (BGTC) pada 11 Oktober  2022 di Universitas Indonesia (UI). Kali ini tema besar yang diangkat adalah mengelola keuangan dan mengoptimalkan fasilitas perbankan di era digital.

Head of Marketing, Money Management Gopay Kiki Apriyani dan financial planner Widya Prima akan hadir sebagai pembicara. Selain itu BGTC UI juga akan menghadirkan SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi.

Direktur Bisnis Indonesia Hery Trianto mengatakan UI adalah kampus ketujuh yang dikunjungi oleh BGTC 2022. BGTC sebelumnya telah sukses terselenggara di Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Riau, dan Sulawesi Selatan.

Dia menjelaskan bahwa semangat BGTC adalah mengkampanyekan literasi digital dan keuangan seiring dengan meningkatkan penetrasi ponsel pintar.

“Jadi siapapun dari kita mendapat kemudahan dari teknologi dan kemudian kami tahu bahwa kita perlu mengkampanyekan literasi digital yang sehat dan bagaimana memanfaatkan teknologi ini dengan cukup baik,” katanya, Selasa (11/10/2022).

Kampus, kata Hery, merupakan tempat ideal untuk menyebarkan literasi digital dan keuangan. Dia berharap dengan adanya BGTC, era digitalisasi menjadi sebuah peluang emas bagi pertumbuhan ekonomi, bukan ancaman karena tidak diiringi pemahaman yang matang.

Hery juga menambahkan bahwa generasi Z adalah penggerak utama konsumsi dalam sistem perekonomian dunia. Dengan demikian literasi digital, literasi keuangan, dan kemampuan membuka lapangan pekerjaan baru sudah seharusnya diasah setajam mungkin oleh para mahasiswa.

Ironisnya, dalam laporan Deloitte, ada 29 persen generasi Z di dunia yang mencemaskan biaya hidup. Sementara itu, persentase generasi milenial secara global yang khawatir dengan masalah biaya hidup sebanyak 36 persen.

Hal tersebut tidak bisa dianggap sepele. Pasalnya sebuah survei dari Citizens Bank menemukan fakta bahwa mayoritas generasi milenial terancam masalah utang piutang dan kebangkrutan.

Lebih dari 57 persen generasi milenial yang menjadi responden survei tersebut mengaku menyesali pengeluaran impulsif yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Akan tetapi hal itu tidak menghentikan pengeluaran-pengeluaran besar untuk pergi nonton konser hingga bersantai di kafe mahal.

Sementara itu, indeks inklusi keuangan di Indonesia telah jauh meningalkan literasi keuangan. Pada 2021, mengutip data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, inklusi keuangan Indonesia telah mencapai 83,6 persn. Artinya hampir sebagian besar masyarakat di Indonesia telah memiliki akses terhadap produk finansial.

Akan tetapi permasalah kemudian timbul saat melihat data literasi keuangan Tanah Air. Pada 2019, OJK mencatat literasi keuangan Indonesia hanya 38,03 persen. Artinya ketersediaan akses layanan jasa keuangan di Indonesia yang sudah cukup tinggi, tetapi tidak diikuti dengan pemahaman secara komprehensif mengenai produk tersebut.

Bila ditelaah lebih dalam, OJK mencatat sebanyak 21 provinsi di Tanah Air memiliki tingkat literasi dibawah rata-rata nasional. Artinya pekerjaan rumah Indonesia sangat besar untuk meningkatkan literasi keuangan agar tercipta masyarakat yang dapat mengelola kekayaannya secara optimal.

Head of Dean Office, Strategic Planning, Evolution, and Monitoring Internasional Rangking UI Dyah Setyaningrum yakin BGCT 2022 akan membawa banyak manfaat bagi lingkungan pendidikan khususnya dan juga masyarakat secara umum.

“Salah satu tema acara adalah mengatur uang dan memanfaatkan layanan digital bank, semoga ini menjadi bekal kita nanti,” katanya. 

Kegiatan BGTC 2022 di UI terdiri dari beberapa sesi, yakni sesi mengelola keuangan oleh Gopay, sesi perbankan dari Bank Mandiri, dan sesi jurnalistik dari redaksi Bisnis Indonesia. Para narasumber yang memberikan materi merupakan profesional yang sudah malang melintang di bidangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper