Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menilik Peran Bank Syariah di Balik Misi Mulia UMKM

UMKM Syariah berupaya menggerakan perekonomian di akar rumput. Bantuan dari bank, bisa memperluas manfaat yang mereka berikan kepada masyarakat.
Karyawan melanyani nasabahyang melakukan transaksi di PT Bank Syariah Indonesia KC Jakarta Barat, Kebon Jeruk, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis
Karyawan melanyani nasabahyang melakukan transaksi di PT Bank Syariah Indonesia KC Jakarta Barat, Kebon Jeruk, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Nada Anshar Zuhelmi merendah kala bercerita, bisnis bawang goreng miliknya membantu banyak petani kecil lokal di daerah, Aceh.

Dia senang sekaligus bingung. Semangatnya membantu petani sekitar untuk hidup, bisa berhenti sewaktu-waktu. Proposal pembiayaan membangun pabrik bawang yang diajukan, tak kunjung disetujui perbankan. Hampir pupus satu-satunya harapan.

Ane pikir akan sulit berkembang tanpa pabrik,” kata lelaki lulusan International Islamic University Islamabad Pakistan itu, Senin (10/10/2022).

Dalam rencana Anshar, kehadiran pabrik bawang tersebut nantinya akan membuat bisnis Bitata Food, nama usaha miliknya, naik strata. Pabrik bawang akan membuat ongkos produksi bawang makin murah. Butuh dana sekitar Rp8 miliar - Rp10 miliar untuk membangun pabrik bawang impiannya.

Pabrik bawang yang masuk dalam rencananya itu, diyakini dapat membuat bisnis bawang miliknya berkembang dan menyaingi bawang impor dari China. Selama ini, Anshar hanya mendapatkan margin tipis karena bawang miliknya diproduksi langsung di Aceh, yang membuat ongkosnya lebih mahal dibandingkan dengan bawang dari China.

Anshar bisa saja menggunakan bawang dari China agar dapat margin lebih tinggi, tetapi dengan cara itu tujuan mulia membantu petani kecil di Aceh sulit terwujud.  Sedangkan untuk menaikkan harga dengan ongkos produksi yang sudah tinggi, akan membuat bawang goreng miliknya kalah bersaing dari sisi pricing dengan kompetitor.

Bitata telah bekerja sama dengan petani kecil lokal sejak 2017 atau sejak awal mereka berdiri. Bisnis yang awalnya hanya memiliki omzet Rp1,5 juta per bulan, telah meningkat pesat menjadi Rp160 juta per bulan.

Dalam kerja sama dengan petani, Bitata tidak hanya membeli hasil panen bawang petani, juga memberi pinjaman tanpa bunga kepada mereka untuk membeli bibit dan bertanam.

Sesekali ketika para petani kecil tersebut gagal panen, lelaki kelahiran Banda Aceh itu menyemangati petani untuk bangkit dan berusaha membantu memenuhi apa yang menjadi kebutuhan mereka.

Bitata Food sebenarnya menjual beragam makanan mulai dari kue kering hingga makanan ringan, tetapi 40 persen dari omzet yang dibukukan masih berasal dari penjualan bawang goreng, resep turun-temurun keluarga Anshar.

Dalam menjalankan bisnisnya, Bitata Food terus berupaya untuk mengedepankan prinsip halal dan syariah.

“Dengan pabrik ini nanti, kami modali semua. Mereka [petani kecil] dengan lahan mereka, kami kasih bibit dari awal, terus kami beli hasilnya,” kata Anshar.

Selain Anshar, Fajri Gufran Zainal pemilik produsen busana muslimah, Maharrani, juga memiliki misi mulia yang sama. Ditemui di sebuah stan berukuran 3x4 meter dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2022, Fajri bercerita panjang lebar mengenai bisnis busana muslimah yang dia besarkan bersama sang istri, Elsa Mahar Rani.

Pria kelahiran September 1987 itu mengatakan bahwa bisnis yang dia kembangkan sejak 2019, saat ini telah melibatkan lebih dari 50 mitra penjahit di kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.

Bisnis Maharrani yang dibesarkan secara kekeluargaan itu, awalnya hanya memiliki satu mitra penjahit, dengan omzet per bulan sekitar Rp3,5 juta.

Seiring dengan berjalannya waktu, bisnis Maharrani terus berkembang pesat hingga akhirnya pada awal 2020 penjualan baju muslimah terpukul pandemi, Maharrani hampir ‘mati’. Fajri bercerita pada saat susah tersebut omzetnya turun drastis dari yang awalnya hampir menyentuh Rp1 miliar, turun menjadi sekitar Rp100 juta-an.

Dalam kondisi genting itu. Fajri melakukan dua hal. Pertama, riset untuk mencari pasar potensial baru. Kedua, memastikan bahwa para mitra penjahit tetap dapat menjalankan kehidupan mereka seperti biasa, meski keadaan sedang susah.

“Saat itu saya memberikan bantuan kepada mitra, bukan uang tunai, tetapi sembako seperti beras, minyak dan telur. Dan meminta mereka datang kembali jika kurang,” kata Fajri.

Setelah 6 bulan dalam kondisi tersebut, perlahan tetapi pasti Maharrani mulai pulih, bahkan lebih pesat dibandingkan dengan sebelumnya. Maharrani dibanjiri - hingga sekarang - pesanan dari dari seluruh kota di Indonesia, termasuk Papua. Sebanyak 90 persen pemesanan didapat dari kanal digital.

Banyaknya pesanan yang datang kala itu, tutur Fajri, disebabkan keberhasilan riset yang dilakukan dan doa dari para mitra penjahit. Saat susah, Fajri meminta kepada para mitra jahit untuk terus berdoa kepada tuhan meminta pertolongan.

“Kita tidak pernah tahu doa siapa yang didengar, dan kami terus berdoa saat itu,” kata Fajri.

Saat ini busana muslimah Maharrani telah menyebar hingga ke Malaysia. Omzet yang dibukukan juga sudah sangat besar sekitar Rp3,5 miliar. Meski memiliki omset yang besar, Maharrani belum berencana meminjam uang di bank untuk ekspansi. Fajri masih ingin fokus menggunakan dana yang mereka miliki untuk tumbuh.

Dukungan Bank Syariah

Bagaimanapun, kata Fajri, peran perbankan sangat besar dalam mendorong bisnisnya naik kelas. Fajri rutin mengikuti kegiatan-kegiatan yang digelar oleh perbankan. Pelatihan yang diberikan membuat dirinya makin paham cara pembukuan dan meningkatkan penjualan melalui strategi pemasaran.

Perbankan juga telah membukakan pasar yang lebih luas bagi Maharrani. Dengan bantuan bank juga lah, akhirnya Maharrani dapat bertemu dengan pembeli yang terdapat di Malaysia.

“Kami juga pernah ikut lomba dan pendampingan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. [BSI]. Dampak pendampingan kami jadi lebih tahu dalam pengelolaan keuangan, pencatatan, kemudian penjualan jadi lebih sadar tentang value. Juga dari sisi kehalalan, kami menjadi lebih melek dan akses pasar,” kata Fajri.

Dari sisi perbankan, bank-bank syariah di Indonesia juga terus berupa agar UMKM bisa melompat lebih tinggi. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mendukung UMKM naik kelas, salah satunya melalui optimalisasi BSI UMKM Centre yang saat ini telah ada di Aceh, Surabaya dan Yogyakarta.

Untuk mendukung UMKM naik kelas dari sisi kapasitas dan omset, BSI mendorong melalui penguatan pengetahuan dan bisnis melalui serangkaian program pendampingan, pelatihan dan pembinaaan. Dari sisi bisnis, BSI turut memfasilitasi para pelaku UMKM utuk membuat ekosistem market yang mendorong peningkatan penjualan produk  UMKM.

Selain program diatas, BSI juga terus meningkatkan maintenance terhadap alumni program BSI Talenta Wirausaha dan progam beasiswa ISDP BSI Maslahat melalui berbagai kegiatan salah satunya yang telah dilaksanakan adalah BSI MuslimPreneur Pitching Week Bertajuk “Merdeka Berwirausaha”.

Per Agustus 2022, total UMKM binaan BSI mencapai lebih dari 1.100 pelaku usaha UMKM yang tersebar di Aceh, Yogyakarta dan Surabaya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 20 UMKM berpotensi untuk Go Global di pasar Ekspor melalui program Kerja Sama BSI dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai.

ITPC Dubai berfungsi sebagai jalur perantara pemasaran Internasional untuk mempromosikan produk Indonesia ke UEA. Sebanyak 20 UMKM yang memiliki potensi untuk ekspor tersebut sedang dalam tahap proses kurasi.

Dalam acara ISEF 2022, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan Indonesia memiliki potensi besar dalam industri halal. Lebih dari 229 juta penduduk Indonesia adalah muslim atau mencakup 87,2 persen dari total sekitar 270 juta penduduk.

Untuk industri makanan halal misalnya, memiliki potensi hingga Rp2.422 triliun, pakaian Rp294 triliun, perkembangan media halal Rp140 triliun, dan wisata halal Rp154 triliun. Adapun, untuk industri kesehatan Rp70 triliun, bidang kosmetik Rp56 triliun, haji dan umrah Rp56 triliun, serta bisnis syariah yang di antaranya adalah investasi, memiliki potensi sekitar Rp1.803 triliun.

"Untuk semua jenis usaha ini, Bank Syariah Indonesia berusaha untuk menyalurkan pembiayaan dan bagaimana kita mengkolaborasikan antara UMKM, juga berusaha untuk membuat mereka menjadi besar dan lebih besar,” kata Hery.

BSI juga terus berupaya dalam mengembangkan ekosistem Islam. BSI berkomitmen memperkuat sinergi dengan Bank Indonesia serta berbagai Lembaga/institusi lain untuk mendukung percepatan dan penguatan ekosistem Global Halal Hub sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.

Pada Rapat Koordinasi Tingkat Tinggi Akselerasi Sertifikasi Halal dan Penguatan Ekosistem Global Halal Hub, disepakati inisiatif program strategis untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produk dan destinasi halal dunia pada 2024.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan inisiatif itu menunjukkan semangat penguatan kolaborasi. Bank Indonesia bersama Kementerian atau Lembaga yang hadir berkomitmen membentuk suatu ekosistem terintegrasi yang akan mengoptimalkan potensi untuk menjadi produsen produk halal dan memperkuat perannya sebagai pelaku usaha global.

Program-program strategis tersebut antara lain, berjamaah untuk memperkuat Global Halal Hub, fokus pada produk fashion dan makanan halal dengan pasar Timur Tengah, mempersiapkan misi dagang bersama.

“Selain itu memperbanyak aggregator dan akses global, serta digitalisasi proses dan penguatan kapasitas SDM,” kata Perry.

Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia berpeluang menjadi pusat produk dan destinasi halal dunia. Beberapa UMKM yang terlibat pada ekosistem halal, seperti Anshar dan Fajri, pun memiliki mulia untuk memberi manfaat kepada sekitar.

Keduanya menjalankan bisnis secara kekeluargaan dan dengan penuh keyakinan bahwa dengan membantu sesama, adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah. “Saya percaya, in tansurul laaha yansurkum wa yusabbit aqdaamakum,” kata Fajri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper