Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) terus memperluas penetrasi ke dalam ekosistem syariah di Tanah Air. Tercatat per Agustus 2022, Bank Syariah terbesar di Indonesia tersebut telah bekerja sama lebih dari 6.500 pondok pesantren dan 42.000 masjid.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan BSI juga telah mengumpulkan dan menunaikan zakat perusahaan terbesar yang telah dilimpahkan melalui BAZNAS pada Mei 2022 lalu yang mencapai Rp101,5 miliar, sedangkan dana jamaah masjid yang salurkan lewat BSI berada di angka Rp 1 triliun naik 68 persen secara year on year/yoy.
“Peningkatan dana terbesar terjadi pada penerimaan dari pondok pesantren yang naik 186% ke angka Rp 495 miliar dan peningkatan nasabah sebesar 68% ke angka 6.794 nasabah pada periode yang sama,” kata Hery dalam siaran pers, Jumat (7/10/2022).
Sebagai upaya untuk merangkul ekosistem syariah, BSI menjalin kerja sama strategis dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kerja sama ini untuk mendukung dan memperkuat peranan ditengah masyarakat dalam mengakselerasi pembangunan Islamic ecosystem dalam negeri.
Hery mengatakan untuk membangun Islamic Ecosystem di dalam negeri memerlukan sinergi dan kolaborasi dengan seluruh pihak. Salah satunya dengan MUI yang selama ini berperan besar dalam pengembangan ekonomi syariah.
"Kelahiran perbankan syariah di Tanah Air tidak lepas dari peran strategis ulama, khususnya MUI dalam pengembangan perbankan syariah dengan melakukan pembinaan, pengawasan, dan arahan bagi pengembangan perbankan syariah agar berjalan secara sehat dan berkelanjutan,” kata Hery.
Hery menambahkan dalam hal ini, MUI melakukan langkah dengan membentuk Dewan Syariah Nasional MUI (DSN MUI) yang bertujuan untuk melaksanakan tugas MUI dalam menetapkan fatwa atas sistem, kegiatan, produk, dan jasa di lembaga perekonomian, keuangan, dan bisnis syariah dalam rangka menumbuhkembangkan usaha bidang keuangan bisnis di Indonesia.
Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, ungkap Hery, sebagai otoritas fatwa atau lembaga ijtihad yang bersifat kolektif, mufti jama’i, memiliki peran yang sangat strategis dalam pengembangan ekonomi, keuangan, dan bisnis syariah sesuai maqoshid syariah.
“Kerja sama dengan MUI ini merupakan kerja sama strategis untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional,” kata Hery.
Dia berharap dengan kerja sama ini Islamic Ecosystem yang sedang dibangun bisa segera terwujud dan dirasakan manfaatnya oleh umat.
Sementara itu, Direktur Eksekutif BSI Maslahat Sukoriyanto Saputro menyampaikan bantuan ini bertujuan agar program kerja dan operasional MUI lebih optimal.
“Diharapkan bantuan ini bisa mengoptimalkan peran MUI dalam dalam membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia,” kata Suko.
Guna pengembangan literasi di lingkungan MUI yang mendukung kemajuan ekosistem halal dari berbagai sisi, BSI dan BSI Maslahat memberikan dukungan dana sebesar Rp5 miliar. Sebab MUI merupakan salah satu stakeholders strategis yg mendukung kemajuan Ekonomi halal di Indonesia.
Sementara Wakil Ketua Umum MUI KH Marsudi Syuhud mengatakan Majelis Ulama Indonesia siap mendorong potensi lembaga keuangan syariah di Indonesia, termasuk diantaranya Bank Syariah Indonesia.
"Kami meyakini bahwa ekosistem keumatan ini harus terus dibangun dengan literasi yang menyeluruh dan juga didukung dengan regulasi dan fatwa-fatwa MUI," kata Maslahat.