Bisnis.com, JAKARTA - Investasi China di Indonesia diramal akan menjadi yang terbesar dalam 2 tahun ke depan.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam wawancara eksklusif dengan presenter China Media Group (CMG) Zou Yun. Wawancara yang ditayangkan Jumat pekan lalu itu kemudian viral di sejumlah media sosial China.
Pantauan Kantor Berita Antara, Senin (17/10/2022) mencatat potongan-potongan video tersebut juga ditayangkan oleh dua kanal CMG, yakni CCTV 13 dan CGTN. Selanjutnya beberapa pemilik akun seperti Kuaishou, Duoying, dan Sina Weibo memotong wawancara eksklusif berdurasi 30 menit tersebut menjadi beberapa bagian.
"RRT [China] dan Indonesia, dua negara besar dan potensi kerja samanya sangat besar. Saya optimis kerja sama ekonomi dengan RRT semakin membaik, semakin meningkat, semakin besar lagi, dan kita sudah saling memahami dan saling mengerti apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak dibutuhkan," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, China saat ini menduduki peringkat kedua investor asing terbesar di Indonesia dan tidak lama lagi akan naik menduduki peringkat pertama.
"Kapan menurut Bapak Presiden (posisi itu) akan naik?" tanya Zou.
Baca Juga
"Tidak tahu, bisa satu tahun atau dua tahun lagi, menurut saya," jawab Jokowi.
Sementara itu mengutip pertemuan Jokowi dengan Dewan Penasihat Ibu Kota Nusantara (IKN), Tony Blair, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (19/10/2022), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Presiden meminta Tony Blair turut serta dalam agenda mempromosikan IKN ke dunia internasional.
“Presiden minta Tony Blair dan Tony Blair kebetulan menawarkan diri juga untuk membantu promosikan ibu kota baru ini ke internasional,” ujar Luhut.
Luhut mengatakan, Tony Blair juga menyampaikan sejumlah pemikiran terkait strategi promosi yang dapat dilakukan pemerintah Indonesia.
Tony Blair menyebut pemerintah dapat melakukan promosi ke beberapa negara lain seperti pemerintah Persatuan Emirat Arab (PEA) dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), serta sejumlah perusahaan asing di kawasan Asia untuk berinvestasi di IKN.
“Tadi pikiran dari Pak Tony Blair, pengusaha dari–pemerintah maksudnya dari Uni Emirat Arab dengan Tiongkok. Kemudian tadi Saudi dengan Korea itu joint company,” lanjutnya.
Luhut melanjutkan, nantinya selain perusahaan asing, perusahaan dari Indonesia juga akan turut berkontribusi dalam pembangunan IKN dengan menanamkan modalnya di sana.
“Perusahaan dari Indonesia itu nanti bahu-membahu dalam membangun IKN karena pembangunan ini bukan hanya gedungnya saja, tetapi seperti Presiden sampaikan, termasuk juga kepada rohnya,” tambahnya.