Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: Depresiasi Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai depresiasi nilai tukar rupiah lebih baik jika dibandingkan negara lain. Ini buktinya.
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan nilai tukar Rupiah hingga akhir Oktober 2022 tercatat terdepresiasi 8,62 persen (year-to-date/ytd).

Namun, depresiasi Rupiah relatif lebih baik jika dibandingkan dengan depresiasi mata uang di sejumlah negara berkembang seperti di India, Thailand, dan Malaysia.

“Hal ini masih relatif lebih baik dibandingkan depresiasi sejumlah mata uang di sejumlah negara berkembang,” kata Sri Mulyani  dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis (3/11/2022).

Dia mengungkapkan India Rupee mengalami depresiasi 10,2 persen, Malaysia Ringgit mengalami depresiasi 11,8 persen, dan Thailand Baht di 12,23 persen.

Menurutnya, kondisi tersebut menunjukan bahwa depresiasi Rupiah lebih baik dibandingkan negara-negara berkembang lainnya.

Dia juga menambahkan hal tersebut konsisten dengan persepsi terhadap prospek perekonomian Indonesia yang masih tetap positif.

Menurut dia, tren depresiasi nilai tukar yang terjadi di negara-negara berkembang dipicu oleh menguatnya dolar AS akibat adanya kebijakan moneter yang diadopsi Federal Reserve atau The Fed. 

"Serta meningkatnya ketidakpastian keuangan global akibat pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif terutama di AS," imbuhnya. 

Adapun, neraca transaksi modal dan finansial diprediksi masih akan ditopang oleh realisasi positif dari penanaman modal asing (PMA). Posisi cadangan devisa pada akhir September 2022 juga masih tetap kuat di level US$130,8 miliar atau setara dengan 5,9 bulan impor.

Rupiah dibuka melemah pada awal perdagangan Kamis (3/11/2022) setelah Ketua The Fed Jerome Powell memberikan sinyal hawkish untuk kebijakan moneter AS selanjutnya. 

Mengutup data Bloomberg, mata uang Garuda dibuka melemah 17 poin atau 0,11 persen ke Rp15.663 per dolar AS. Sejalan, indeks dolar AS menguat 0,46 persen ke 111,85. Bersama dengan rupiah, dolar Taiwan melemah 0,18 persen, won Korea Selatan melemah 0,17 persen, dan peso Filipina melemah 0,21 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper