Bisnis.com, JAKARTA — Beban biaya promosi PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) hingga kuartal III/2022 meroket hingga 113 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadi Rp270,66 miliar demi menjaring nasabah baru. Pada periode sebelumnya, beban biaya promosi bank digital ini hanya menyedot anggaran sebesar Rp127,28 miliar.
Jika dilihat dari laporan keuangan yang dibagikan, dana yang dibakar guna melakukan promosi pada dasarnya berbanding lurus dengan perolehan DPK yang tumbuh 90 persen yoy menjadi Rp12,67 triliun.
Hingga September 2022, Bank Neo Commerce mencatat 11,6 juta pengguna baru melalui aplikasi Neobank. Jika ditotal, Neobank memiliki 19,8 juta pengguna dengan asumsi pengguna pada tahun lalu sebanyak 8,2 juta.
Memandang hal tersebut, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menjelaskan persaingan antar bank digital makin ketat, tak heran bila bank digital mampu jor-joran berikan biaya promosi yang tak sedikit.
"Persaingan pun akan ketat. Mereka masih akan berdarah-darah dan bakar-bakar uang untuk bisa menarik nasabah baru baik dari sisi funding maupun lending," pungkas Amin dikutip pada, Jumat (11/11/2022).
Lebih lanjut Amin menjelaskan bahwa beradu promosi menjadi strategi bisnis yang umum terjadi. Namun, disamping itu bank diital juga perlu memperhatikan pengembangan inovasi produk, layanan, hingga efisiensi pembiayaan untuk menghindari beban rugi.
Pada kuartal III/2022, Bank Neo membukukan rugi Rp601,2 miliar.
Pada periode yang sama rasio profitabitas perusahaan masih berada di zona negatif. Tingkat pengembalian aset atau return on asset (ROA) per September 2022 -5,67 persen dan tingkat pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE) -36,24 persen.