Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Taji Bank Digital, Impor Beras, dan Manuver Astra

Sejumlah bank digital mencatatkan pertumbuhan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang pesat.
Ilustrasi bank digital. /Freepik
Ilustrasi bank digital. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Kemampuan bank digital dalam mengoptimalkan dana masyarakat tampaknya tak dapat disepelekan. Hal ini terlihat dari kemampuan sejumlah dua bank digital dalam menghasilkan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang mengungguli capaian bank-bank jumbo.

Secara sederhana, NIM merupakan selisih antara pendapatan bunga dari pembiayaan atau kredit yang disalurkan bank, dengan beban bunga yang dibayarkan kepada nasabah penabung. NIM merupakan indikator yang mencerminkan kemampuan bank dalam mengoptimalkan fungsi intermediasinya.

Ulasan tentang taji bank digital yang tak kalah tajam dari bank jumbo menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, selain beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.

Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Kamis (24/11/2022):

 

1. Ekonomi Singapura 2023, Merlion Berpotensi Tak Mengaum Keras

Singapura yang dikenal dengan maskot Merlion-nya harus bersiap menghadapi pertumbuhan ekonomi yang nyaris stagnan. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 4,1 persen di kuartal III/2022, Singapura diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan di tahun depan.

Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) memperkirakan pertumbuhan PDB akan melambat antara 0,5 persen dan 2,5 persen pada 2023.

Meski Singapura masih jauh dari kemungkinan resesi, seorang pejabat MTI menyebutkan tentang risiko penurunan pertumbuhan yang mengadang di depan.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahunan (year on year/yoy) kuartal III/2022 yang mencapai 4,1 persen pada kuartal III/2022 tercatat lebih rendah dibandingkan kuartal II/2022 yang mencapai 4,5 persen. Pertumbuhan tersebut lebih lambat dibandingkan proyeksi analis dalam survei Bloomberg sebesar 4,3 persen.

Perlambatan tersebut mendorong pemerintah mempersempit proyeksi pertumbuhan ekonomi 2022 menjadi 3,5 persen dari kisaran 3-4 persen sebelumnya.

 

2. Taji Bank Digital Tak Kalah Tajam dari Bank Jumbo

Sejumlah bank digital mencatatkan pertumbuhan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang pesat. Bahkan, nilai NIM mereka kini jauh di atas bank jumbo. Hal ini mengindikasikan performa bank digital yang menjanjikan.

Berdasarkan laporan keuangan, PT Bank SeaBank Indonesia mencatatkan peningkatan NIM menjadi 17,22 persen per kuartal III/2022, naik pesat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu di level 4,58 persen.

Sementara, PT Bank Jago Tbk. (ARTO) mencatatkan peningkatan NIM dari level 6,1 persen per September 2021 ke level 10,5 per September 2022. NIM PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) juga meningkat ke level 12,7 persen per kuartal III/2022 dari sebelumnya 5,81 persen per kuartal III/2021.

Nilai NIM bank digital itu juga berada jauh di atas NIM sejumlah bank jumbo seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), hingga PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI).

 

3. Titik Bahaya Cadangan Beras, Impor Bukan Solusi?

Cadangan beras pemerintah (CBP) akan menuju 342.000 ton apabila Perum Bulog belum juga menambah stok beras di gudang hingga akhir tahun. Di sisi lain, strategi impor di akhir tahun tidak sepenuhnya menjadi solusi.

Kondisi ketahanan pangan dalam negeri menuju titik mengkhawatirkan usai serapan beras petani cukup rendah menjelang akhir tahun. Padahal, pemerintah telah menugaskan Bulog untuk memiliki cadangan beras hingga 1,2 juta ton pada 2022.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperingatkan kondisi ketahanan pangan nasional terancam seiring terus menyusutnya stok beras Perum Bulog. Stok beras Bulog per 22 November 2022 hanya sebesar 594.856 ton. Stok ini pun diproyeksi dapat terus turun sampai 342.000 ton

 

4. Penantian Panjang Pemulihan Jumlah Penumpang Industri Aviasi

Peningkatan jumlah penumpang maskapai penerbangan pada tahun ini diproyeksi masih belum mencapai jumlah sebelum pandemi. Babak pemulihan sepenuhnya diperkirakan baru tercapai pada 2024.

Sektor penerbangan menjadi salah satu bisnis yang cukup berdarah selama dua tahun pandemi. Pemutusan hubungan kerja serta pengembalian pesawat kepada lessor begitu masif di seluruh dunia sepanjang 2020—2021.

Dua tahun menjalani bisnis dengan berdarah-darah, sektor ini mulai menunjukkan hasil positif pada tahun ini, meskipun kondisi tersebut belum dapat menyamai catatan jumlah pergerakan penumpang pada tahun-tahun sebelumnya.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II, Muhammad Awaluddin memperkirakan kinerja industri penerbangan dari sisi pergerakan penumpang mulai pulih sepenuhnya seperti sebelum pandemi pada 2024.

 

5. Langkah Astra Mendobrak Pasar Kendaraan Listrik

Grup Astra tampaknya tak ingin ketinggalan menggarap pasar mobil listrik yang kini mulai banyak menyita perhatian publik. Perusahaan telah meluncurkan produk mobil hybrid lokal pertama, langkah yang bakal makin memantapkan posisi perusahaan di industri otomotif

Anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII), PT Toyota Astra Motor (TAM) meluncurkan secara resmi mobil lokal hybrid pertama buatan lokal bernama Innova Hybrid. Produk tersebut pun diproyeksi untuk menggarap pasar ekspor selain domestik.

Peluncuran produk bernama resmi Kijang Innova Zenix itu merupakan bagian komitmen Toyota 2050 menyediakan multiteknologi mulai dari Hybrid, PHEV, BEV, FCEV, dan Biofuel.

Bagi Toyota Indonesia, kelahiran Kijang Innova Zenix berbasis hybrid kian memperkuat citra sebagai salah satu rantai pasok otomotif global. Pasalnya, berkaca dari riwayatnya, Innova merupakan pengembangan dari Kijang.

Misi ekspor itu pun kini diemban Kijang Innova Zenix. Mobil hybrid inipun bakal menjadi amunisi baru bagi Toyota Indonesia baik untuk pasar domestik maupun ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper