Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Kredit Melambat, KPR dan KKB Masih Tangguh

Kredit konsumsi yang di dalamnya mencakup KPR, KKB, dan kredit multiguna masih terus meningkat hingga November 2022.
Foto udara komplek perumahan di kawasan Gading Serpong, Kelapa Dua, Tangerang, Banten, Jumat (11/6/2021). Bisnis/Abdullah Azzam
Foto udara komplek perumahan di kawasan Gading Serpong, Kelapa Dua, Tangerang, Banten, Jumat (11/6/2021). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah tren melambatnya kredit perbankan, segmen kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) masih menunjukkan tajinya.

Merujuk laporan Analisis Uang Beredar pada November 2022, Jumat (23/12/202), penyaluran kredit bank secara umum mencapai Rp6.317,7 triliun atau naik 10,8 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini melambat dibandingkan Oktober lalu yang naik 11,7 persen year-on-year (yoy).

Penurunan tersebut terjadi nyaris di seluruh jenis kredit. Pertumbuhan kredit modal kerja, contohnya, melambat 40 basis poin (bps) secara bulanan (month-to-month/mtm). Pada Oktober 2022, realisasi pertumbuhannya mencapai 12,3 persen yoy lalu turun ke 11,6 persen yoy pada November.

Di sisi lain, kredit konsumsi yang di dalamnya mencakup KPR, KKB, dan kredit multiguna masih terus meningkat. Hingga November 2022, realisasi kredit konsumsi mencapai Rp1.812 triliun atau tumbuh 9 persen yoy. Lebih tinggi dari capaian Oktober yang naik 8,7 persen.

“Kredit konsumsi tumbuh 9 persen yoy pada November 2022, setelah tumbuh 8,7 persen yoy pada Oktober terutama disebabkan oleh perkembangan kredit KPR, KKB, dan multiguna,” tulis laporan Analisis Uang Beredar BI.

Perinciannya, KPR tumbuh 7,7 persen secara tahunan dan naik 10 bps dibandingkan capaian pertumbuhan Oktober lalu menjadi Rp632,7 triliun. Adapun KKB naik 16,4 persen yoy dan menguat 20 bps secara bulanan. Sementara kredit multiguna meningkat 9,1 persen yoy atau tumbuh 50 bps.

Selaras dengan realisasi itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan bahwa permintaan kredit konsumsi akan tetap kuat menjelang tahun politik pada 2023, khususnya pada sektor makanan dan minuman.

Sementara itu, dari pelaku perbankan, PT Bank Central Asia Tbk. sejauh ini belum mengerek suku bunga KPR. Emiten bersandi BBCA ini pun meyakini permintaan KPR masih akan menguat dan terus berlanjut hingga tahun depan.

Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menuturkan tren pemulihan atas permintaan KPR diperkirakan berlanjut pada 2023 didukung dengan permintaan masyarakat yang masih melandai, khususnya milenial.

“BCA masih mempertahankan Suku Bunga Dasar Kredit [SBDK] KPR sebesar 7,20 persen,” kata Hera kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.

Dia juga menyampaikan bahwa perseroan juga menyediakan berbagai variasi suku bunga KPR, antara lain, bunga 3,85 persen fix selama tiga tahun. Penawaran tersebut masih akan berlaku sampai dengan akhir Desember 2022.

Hingga kuartal III/2022, BCA tercatat sebagai bank swasta dengan penyaluran KPR tertinggi lewat realisasi sebesar Rp105 triliun, atau naik 10,4 persen secara tahunan.

Penjualan Mobil Nyaris 1 Juta Unit

Dari kacamata lain, pertumbuhan KKB bertalian erat dengan jumlah penjualan kendaraan bermotor di Indonesia. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperlihatkan bahwa realisasi penjualan kendaraan roda empat atau lebih terus meningkat.

Sepanjang Januari–November 2022, penjualan mobil secara ritel atau dari dealer ke konsumen telah mencapai 909.653 unit. Nyaris mencapai 1 juta unit. Capaian tersebut menggambarkan peningkatan sebesar 19,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Para pelaku industri perbankan juga terus menggenjot pertumbuhan KKB melalui pemanfaatan digitalisasi. Salah satunya dilakukan oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk.

SEVP Digital Banking BSI Saut Parulian Saragih menyampaikan perseroan berupaya memacu penyaluran pembiayaan kendaraan BSI OTO secara digital melalui BSI Mobile. Perseroan berharap langkah ini dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses pembiayaan syariah.

“Optimistis bahwa strategi menggenjot pasar kendaraan ini akan tumbuh positif seiring dengan normalnya aktivitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” pungkasnya.

Hingga November 2022, emiten bersandi saham BRIS ini mencatat pencairan pembiayaan BSI OTO telah mencapai Rp1,67 triliun. Perseroan menargetkan booking pembiayaan kendaraan melalui BSI Mobile dapat mencapai Rp60 Miliar hingga pertengahan tahun depan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper