Bisnis.com, JAKARTA – Konglomerasi keuangan Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc (MUFG) resmi menanamkan investasi senilai US$200 juta atau sekitar Rp3,1 triliun di perusahaan teknologi finansial atau fintech Akulaku Inc. Dengan suntikan dana di Akulaku itu, ekosistem keuangan MUFG di Indonesia makin luas.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai bahwa suntikan dana MUFG di Akulaku itu dilakukan untuk membangun eksosistem yang melibatkan semua entitas di dalamnya.
MUFG sendiri merupakan pemegang saham pengendali PT Bank Danamon Indonesia Tbk. atau BDMN Per 30 November 2022. Perusahaan tercatat menguasai 92,47 persen BDMN dengan jumlah saham yang digenggam mencapai 9,04 miliar.
Sementara, Akulaku merupakan pemilik PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) dengan kepemilikan 26,43 persen saham.
Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, investasi MUFG di Akulaku juga akan menempatkan kepemilikan tidak langsung MUFG atas BBYB sebesar 3,5 persen.
Selain berinvestasi di Akulaku, MUFG Bank melalui anak usahanya Bank of Ayudhya Public Company Limited (Krungsri) dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) juga mengakuisisi Home Credit di Indonesia pada November lalu.
Baca Juga
"Dengan investasi di Akulaku ini, ekosistem MUFG di Indonesia jadi kian prospektif, karena MUFG bisa melakukan ekspansi," kata Arjun kepada Bisnis pada Selasa (27/12/2022).
MUFG bisa mengkonsolidasikan semua entitas bisnis di dalamnya yakni BDMN, Akulaku, BBYB, hingga Home Credit. Sementara itu, keuntungan yang didapatkan oleh MUFG dari luasnya ekosistem itu adalah diversifikasi bisnis.
"MUFG bisa mendapatkan diversifikasi dan kenaikan kinerja keuangan dari lini bisnis yang berbeda," kata Arjun.
Sebelumnya, MUFG mengatakan bahwa investasinya di Akulaku merupakan salah satu upaya perusahaan dalam memenuhi kebutuhan keuangan di Indonesia dan negara Asia lainnya.
“Investasi yang dilakukan pada Akulaku akan memberikan kontribusi terhadap fokus MUFG ke depan dalam melakukan pendekan untuk memenuhi kebutuhan keuangan di Indonesia, serta meningkatkan pertumbuhan mereka dengan cara yang terdiversifikasi,” jelas Manajemen MUFG dalam keterangan resmi.
Manajemen MUFG menyampaikan bahwa Asia merupakan second home market bagi perusahaan, khususnya Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki produk domestik bruto (PDB) terbesar di Asia Tenggara dan diharapkan memiliki pertumbuhan yang tinggi di masa depan.
Menurut MUFG, layanan keuangan masih rendah di Indonesia. Sementara itu, layanan keuangan digital yang bertumbuh pesat.
"Kami melihat ini akan menjadi basis pelanggan MUFG di masa depan,” jelas Manajemen.