Bisnis.com, JAKARTA – Anggota holding BUMN asuransi dan penjaminan, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) mengumumkan perbaikan pada sisi permodalan atau risk-based capital (RBC) dengan mencapai di angka 137,21 persen sepanjang 2022.
Direktur Utama Indonesia Financial Group (IFG) Robertus Billitea mengakui pada 2021, RBC Asuransi Jasindo sempat mengalami tekanan. Kala itu, asuransi kerugian milik negara itu mengalami RBC -84,85 persen. Jauh melanggar dibandingkan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mensyaratkan RBC positif 120 persen.
“Ada satu pekerjaan signifikan yang kami lakukan sepanjang 2022, yaitu mengembalikan tingkat kecukupan modal Jasindo,” kata Robertus dalam Rapat Dengan Pendapat Komisi VI DPR di Kompleks Senayan, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Dia mengatakan untuk memperbaiki rasio modal, Jasindo melakukan sejumlah perbaikan yang telah dituangkan Rencana Penyehatan Keuangan (RPK). Langkah yang telah dijalankan yakni Divestasi Mandiri Inhealth dan Tokio Marine Indonesia. Selain itu, Jasindo juga melakukan revaluasi aset hingga restrukturisasi asuransi kredit.
Robertus menyampaikan permodalan atau RBC Jasindo yang sehat dibantu oleh holding yang dibantu dengan pemantauan secara ketat oleh OJK.
“Saat ini, Jasindo unaudited RBC kembali plus, di atas ketentuan OJK sebesar 120 persen. Alhamdulillah, per Desember kemarin [2022], Jasindo sudah bisa kembali masuk ke zona RBC positif [RBC mencapai 137,21 persen],” ujarnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Robertus menuturkan bahwa BPUI sebagai induk mendukung RPK Jasindo melalui pemberiaan pinjaman pemegang saham sebesar Rp250 miliar.
Robertus menambahkan bahwa IFG juga terus melakukan penguatan terhadap tata kelola, manajemen risiko, kepatuhan, dan internal audit. Dalam hal ini, IFG dan seluruh anak perusahaan telah menyusun 15 pedoman strategis untuk memperkuat tata kelola, manajemen risiko, kepatuhan, dan internal audit.