Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti banyaknya kasus asuransi bermasalah di sektor jasa keuangan yang telah banyak merugikan masyarakat, seperti Indosurya hingga Asabri. Oleh sebab itu, Jokowi meminta agar pengawasan terhadap produk jasa keuangan harus dilakukan dengan detil.
Pasalnya, Jokowi melihat masyarakat memerlukan perlindungan yang pasti terhadap produk jasa keuangan, baik itu asuransi, pinjaman online atau pinjol, investasi, hingga tur haji dan umroh. Jokowi meminta agar pengawasan terhadap sejumlah sektor tersebut harus diawasi secara detil.
Bukan hanya itu, sejumlah permasalahan yang menyelimuti sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), terutama di sektor industri asuransi, membuat Jokowi sebagai Presiden ketujuh itu refleks menggelengkan kepalanya.
“Saya minta untuk betul-betul urusan asuransi, utamanya pinjaman online, investasi dilihat betul. Jangan sampai kejadian-kejadian yang sudah-sudah, Asabri, Jiwasraya, Rp17 triliun, Rp23 triliun. Ada lagi Indosurya, ada lagi Wanaartha. Sampai hafal saya gitu-gituan, [karena] baca,” kata Jokowi sambil menggelengkan kepala saat menyampaikan pidato dalam acara bertajuk Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 pada Senin (6/2/2023).
Di hadapan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, Jokowi meminta agar OJK melakukan pengawasan yang lebih intensif di sektor jasa keuangan.
“Karena yang nangis itu rakyat, rakyat itu hanya minta satu sebetulnya, duit saya balik, uang saya balik, karena saya waktu ke Tanah Abang ada yang nangis-nangis, ceritanya juga kena itu. Waktu di Imlek juga sama, nangis-nangis itu juga. Di Surabaya, [ada yang] nangis-nangis itu juga. Hati-hati semuanya yang namanya pengawasan harus lebih diintensifkan,” ujarnya.
Baca Juga
Selain itu, Jokowi juga menyampaikan bahwa pelaporan keluhan di industri keuangan juga tak kunjung tuntas dari periode 2020 – 2023. Namun, Jokowi meyakini periode kepengurusan di bawah Ketua DK OJK Mahendra Siregar dapat kembali membangun rasa kepercayaan masyarakat.
“Ini hati-hati, yang kita bangun ini adalah trust. Kalau sudah kehilangan itu [trust masyarakat], sulit membangun kembali. Saya yakin OJK yang sekarang bisa,” pungkasnya.