Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah tingginya angka kelahiran bank digital di Indonesia, PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) memilih melakukan penetrasi melalui super app. Rencananya aplikasi yang akan menyediakan layanan perbankan secara komprehensif tersebut akan dirilis pada awal tahun ini.
Adapun super app adalah sebuah platform yang menyediakan banyak layanan dan dikemas dalam satu aplikasi. Di Indonesia, sudah banyak perusahaan berbasis teknologi yang mengadopsi strategi tersebut untuk menggaet konsumen.
Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan bahwa perseroan akan meluncurkan super app New BTN Mobile. Super app itu merupakan gabungan dari seluruh kanal layanan digital BTN yang selama ini digunakan oleh nasabahnya, seperti mobile banking BTN, internet banking BTN, btnproperti, btnproperti for developer, SMART Residence, hingga rumahmurahbtn.co.id.
"Nantinya seluruh layanan digital tersebut akan kami integrasikan ke dalam satu aplikasi super app BTN Mobile yang rencananya akan diluncurkan awal 2023," kata Nixon beberapa waktu lalu.
Direktur IT & Digital Bank BTN Andi Nirwoto menambahkan bahwa super app tersebut akan membantu nasabah perusahaan dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan akan hunian, renovasi, hingga perawatannya.
Super app tersebut juga akan menjadi wadah bagi seluruh ekosistem BTN yang ada saat ini. “Kami senantiasa berinovasi agar BTN digital mortgage ecosystem dapat menyediakan layanan digital yang memenuhi empat aspek yakni living, renting, buying, dan selling," katanya.
Baca Juga
Prospek Super App
Super app dari BTN itu dibuat seiring dengan permintaan layanan digital dari masyarakat yang besar, termasuk dalam melakukan aktivitas perbankan. Hal ini juga didorong oleh jumlah pengguna internet Indonesia yang besar.
Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Tanah Air terus bertumbuh menjadi 210 juta pada 2022.
Kemudian, berdasarkan data Newzoo, Indonesia berada di urutan keempat dalam daftar pengguna ponsel pintar atau smartphone terbanyak. Tercatat ada 192,15 juta pengguna smartphone di dalam negeri sepanjang tahun lalu.
Aktivitas perbankan pun kini sudah didominasi kanal digital, khususnya layanan ritel. Bank Indonesia (BI) mencatat, sepanjang 2022, nilai transaksi digital banking perbankan nasional dilaporkan meningkat 28,72 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp52.545,8 triliun. Hal ini ditopang oleh preferensi sistem pembayaran masyarakat yang semakin go digital.
Di samping itu, nilai transaksi uang elektronik sepanjang 2022 juga dilaporkan tumbuh 30,84 persen yoy mencapai Rp399,6 triliun.
Digital memang seolah menjadi mantra yang kerap kali mewarnai setiap sendi-sendi kehidupan. Ragam kebutuhan mulai dari sandang, pangan, dan papan derunya dipacu lewat digitalisasi. Begitu juga dengan nasabah kredit perumahan rakyat (KPR).
Sebagaimana diketahui, saat penyebaran pandemi Covid-19 masih tinggi, pemerintah membatasi mobilitas masyarakat. Maya, pekerja swasta berusia 28 tahun menceritakan tertolong oleh digitalisasi dalam mencari hunian.
Layanan digital BTN setidaknya membantunya memantau rumah idaman lewat layar smartphone, tepatnya menggunakan platform BTN Properti. "Setelah tahu itu, saya sering memantau rumah yang ingin saya miliki lewat digital," ujar Maya kepada Bisnis, Minggu (5/2/2023).
Kemudian, setelah mendapatkan hunian yang cocok, pengajuan bisa dilakukan melalui platform digital. Pengguna pun bisa memilih ragam tenor yang cocok.
Tercatat, per Oktober 2022 BTN memfasilitasi adanya lebih dari 6.000 pengembang di BTN Properti for Developer.
Layanan BTN Properti sendiri telah mencatatkan 19,6 juta pengunjung dengan lebih dari 245.000 anggota dan penyaluran kredit hingga Rp942 miliar per September 2022.
Sepakat dengan Maya, pekerja swasta berusia 29 tahun yang tinggal di Tangerang Selatan, Nurcholis Ainul memulai KPR menggunakan fasilitas dari lini usaha syariah milik BTN sejak pandemi menyeruak, yakni 2021.
Dengan berbagai kekhawatiran akan virus corona, layanan digital memang menjadi penawaran yang menjanjikan. "Sejauh ini aplikasinya membantu kebutuhan saya. Transaksi yang saya lakukan sebetulnya lebih ke kebutuhan KPR saja, tepatnya, untuk pengecekan mutasi rekening terkait KPR yang saya lakukan dengan bank," kata pria yang bekerja sebagai engineer di perusahaan digital.
Dia berharap lebih agar berbagai industri tidak sekadar latah menyediakan platform digital. Menurutnya, ekosistem pun harus disiapkan, agar fungsi ragam layanan bisa terintegrasi. Oleh karena itu, super app seperti yang akan diluncurkan BTN diharapkan menjadi jawaban untuk layanan digital yang lebih terintegrasi.
Prospek Kinerja Bisnis BTN Tahun Ini
Bukan sekadar memudahkan nasabahnya, super app juga dinilai mampu mendongkrak kinerja bisnis perseroan. Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan bahwa transformasi digital mampu mendorong pendapatan berbasis komisi atau fee based income.
Pendapatan tersebut menjanjikan dan menjadi alternatif selain dari pendapatan bunga bank. "Saya melihat ada alternatif lain pendapatan bank yang tidak hanya memanfaatkan kualitas aset produktifnya dari pinjaman. Bank-bank terutama yang besar bergeser mencari pendapatan dari transactional banking," ujarnya.
Menurutnya, pendapatan bank dari bisnis nonbunga ini akan lebih menarik ke depan sebagai alternatif karena biayanya lebih terkontrol.
BTN memang mencatatkan peningkatan fee based income pada kuartal III/2022 21,13 persen yoy menjadi Rp970 miliar. BTN sendiri memperoleh laba bersih pada kuartal III/2022 sebesar Rp2,28 triliun.
Selain itu, transformasi digital seperti melalui super app juga dianggap mampu mendongkrak jumlah nasabah. BBTN membukukan dana pihak ketiga (DPK) Rp312,84 triliun atau naik 7,41 persen secara tahunan pada kuartal III/2022. Peningkatan diikuti oleh perolehan dana murah (current account savings account/CASA) yang naik 18,7 persen menjadi Rp120,96 triliun.
Sementara itu, penyaluran kredit dari BBTN sampai dengan akhir September 2022 mencapai Rp289,6 triliun atau meningkat 7,18 persen yoy. Penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada kuartal III/2022.
Penyaluran kredit perumahan yang disalurkan BBTN tercatat mencapai Rp256,48 triliun hingga akhir September 2022. Dari jumlah tersebut, KPR subsidi mendominasi dengan nilai Rp140,97 triliun atau bertumbuh 8,46 persen secara tahunan.
Sementara itu, KPR non-subsidi tumbuh 6,4 persen yoy menjadi Rp87,11 triliun pada kuartal III/2022. Kenaikan kredit berdampak langsung pada pendapatan bunga bersih yang tumbuh 31,84 persen yoy menjadi Rp11,54 triliun.
Prospek BTN tahun juga gemilang seiring dengan dukungan bahan bakar berwujud suntikan modal dari penyertaan modal negara (PMN) dan rights issue pada akhir 2022. Dalam aksi korporasi tersebut, perseroan membukukan dana sebesar Rp4,13 triliun.
Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan bahwa suntikan modal besar itu mampu memperkuat inovasi digital dan menjadikan BTN sebagai digital mortgage di Indonesia.