Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (BBNI) berencana menggelar aksi korporasi melalui pembelian kembali saham perseroan (buyback) sebesar-besarnya Rp905 miliar atau 10 persen dari total modal disetor.
"Perkiraan jumlah nilai nominal seluruh buyback sebesar-sebesarnya Rp905 miliar berasal dari arus kas bebas [free cash flow] berupa saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya," jelas manajemen BNI dalam prospektus, dikutip Minggu (12/2/2023).
Rencanannya, manajemen BNI akan menggelar RUPST pada 15 Maret 2023 mendatang. Sementara itu, periode buyback saham diperkirakan akan berlangsung pada 16 Maret 2023 hingga 15 September 2024.
Di samping itu, BNI menjelaskan bahwa nilai buyback belum termasuk biaya komisi perantara pedagang efek dan biaya lainnya yang diperkirakan mencapai 0,3 persen dari Perkiraan nilai buyback atau Rp905 miliar. Jumlah tersebut dengan asumsi buyback dilaksanakan secara keseluruhan.
"Berkenaan dengan transaksi tersebut, maka dampak terhadap biaya operasional Perseroan tidak material, sehingga Laba Rugi diperkirakan masih sejalan dengan target Perseroan. Atas hal-hal tersebut, maka Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan buyback tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha Perseroan," tambah manajemen.
Adapun, penjelasan dan alasan yang mendorong aksi korporasi tersebut yakni untuk mengendalikan laju harga saham yang belakangan mengalami fluktuasi.
Sebagaimana diketahui pada awal tahun 2023 indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat naik turun. Hal tersebut antara lain dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti sentimen The Fed yang masih mengisyaratkan lebih banyak kenaikan suku bunga, dampak geopolitik yang masih berlanjut, hingga normalisasi kebijakan pandemi di China yang menyebabkan foreign outflow ke China setelah 3 tahun lockdown.
"Fluktuasi di market dan tekanan jual ini diperkirakan masih terus berlanjut hingga Semester I tahun 2023. Untuk itu, buyback dimaksudkan untuk membantu mengimbangi tekanan jual di pasar saat IHSG sedang berfluktuasi," jelas manajemen BNI.
Adapun, harga saham BBNI dalam sepekan belakangan dietahui berhasil masuk ke zona hijau setelah membukukan pertumbuhan sebesar 2,42 persen dengan fluktuasi harga terendah pada level Rp9.150 dan tertinggi sebesar Rp9.550.
Sementara pada penutupan perdagangan terakhir pada Jumat (10/2/2023) , harga saham perseroan tutup di zona merah di level Rp9.525 atau terkoreksi 0,26 persen dari penutupan sebelumnya, yakni Rp9.550 dengan price to book value sebesar 1,31x. Nilai PBV ini masih berada di bawah rata-rata 10 tahun yang sebesar 1,42x.