Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTN (BBTN) akan Terbitkan Obligasi dan EBA Retail Rp1,5 Triliun, Catat Waktunya

BTN menerbitkan obligasi dan EBA untuk mendorong penyaluran kredit yang ditargetkan akan tumbuh pada kisaran 10 hingga 11 persen pada tahun ini.
Suasana layanan di kantor PT Bank Tabungan Negara Tbk di Jakarta, Senin (8/1)./JIBI-Dedi Gunawan
Suasana layanan di kantor PT Bank Tabungan Negara Tbk di Jakarta, Senin (8/1)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) berencana menerbitkan obligasi dan efek beragunan aset (EBA) dengan total sebesar Rp1,5 triliun pada kuartal III/2023.

Direktur Finance BBTN Nofry Rony Poetra menuturkan, penerbitan obligasi dan EBA retail tersebut dimaksudkan untuk mendorong penyaluran kredit yang ditargetkan akan tumbuh pada kisaran 10 hingga 11 persen.

"Tahun ini kami rencana terbitkan Rp1 triliun obligasi, EBA juga ada Rp500 miliar untuk jaga likuiditas dari pasar EBA dan pasar obligasi. Obligasi di kuartal III penggunaan dananya jelas untuk kredit," tuturnya dalam agenda paparan kinerja BBTN di Jakarta, Kamis (16/2/2023).

Akan tetapi, Nofry melanjutkan, hingga saat ini pihaknya masih menggodok upaya tersebut. Dengan demikian, perusahaan belum menunjuk sekuritas yang akan dijadikan sebagai penjamin emisi efek.

"Belum ada, kita tunggu dulu, biasanya kita tiga bulan sebelumnya mengadakan beauty contest untuk memilih semua lembaganya," jelasnya.

Di samping menerbitkan surat utang, himpunan dana pihak ketiga (DPK) bank juga turut menjadi mesin dana perseroan. Oleh karena itu pada 2023 ini BBTN juga akan fokus mendorong dana murah atau current account savings account (CASA).

Sebelumnya, DPK BBTN dilaporkan naik 8,77 persen yoy dari Rp295 triliun menjadi Rp321 triliun yang mana peningkatan DPK didorong oleh kenaikan dana murah sebesar 19,13 persen yoy menjadi Rp156,2 triliun pada akhir Desember 2022.

“Pertumbuhan bisnis tersebut juga diimbangi dengan penguatan modal, perbaikan kualitas serta peningkatan pencadangan, sehingga bisnis Bank BTN diharapkan terus tumbuh berkelanjutan,” ujar Haru. 

Adapun, dengan adanya penambahan modal dari pemerintah, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tier 1 BTN mencapai sebesar 16,13 persen atau naik 233 bps per 31 Desember 2022.

Sementara itu, dari sisi kredit dan pembiayaan, BBTN juga mencatatkan pertumbuh sebesar 8,53 persen yoy dari Rp274,83 triliun menjadi Rp298,28 triliun per 31 Desember 2022.

Kredit pemilikan rumah (KPR) masih menjadi motor terbesar pergerakan bisnis Bank BTN. Secara total, KPR di Bank BTN tumbuh 9,23 persen yoy menjadi Rp233,68 triliun per 31 Desember 2022. 

Kemudian, perbaikan proses bisnis turut menekan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross Bank BTN sebesar 32 bps yoy menjadi 3,38 persen. Rasio pencadangan (coverage ratio) Bank BTN pun tetap naik sebesar 1.383 bps yoy menjadi 155,65 persen per 31 Desember 2022. 

Per 31 Desember 2022, loan to deposit ratio (LDR) Bank BTN juga tetap stabil di level 92,65 persen. Di samping itu, rasio kecukupan likuiditas (liquidity coverage ratio/LCR) berada di level yang sehat sebesar 238,50 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper