Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI akan memberikan dividen tunai sebesar Rp4,39 triliun kepada Pemerintah Indonesia selaku pemegang saham pengendali (PSP).
"Dengan memperhitungkan komposisi saham milik pemerintah yang sebesar 60 persen, maka perseroan akan menyetorkan dividen senilai Rp4,39 triliun ke rekening kas umum negara," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam konferensi pers rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) BNI pada Rabu (15/3/2023).
Sementara itu, atas kepemilikan 40 persen saham publik, maka dividen senilai Rp2,92 triliun akan diberikan kepada pemegang saham sesuai dengan porsi kepemilikannya masing-masing.
Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek, per Februari 2023, pemerintah menggenggam 60 persen saham BBNI dengan jumlah saham sebanyak 11,89 miliar lembar. Kemudian sebanyak 14,51 persen merupakan milik pemodal nasional, dan 25,48 persen sisanya dipegang oleh pemodal asing.
BNI sendiri mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp7,3 triliun. Nilai dividen itu mencapai 40 persen dari total laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp18,31 triliun.
Rasio dividen BNI itu naik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 25 persen dengan nilai dividen Rp2,72 triliun.
Baca Juga
Selain untuk dividen, 60 persen dari laba bersih perseroan atau senilai Rp10,98 triliun kemudian akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.
BNI juga mengumumkan pembagian dividen per saham Rp392,72 dari total laba bersih tahun buku 2022. Nilai dividen per saham itu meningkat dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp146.
Royke mengatakan peningkatan rasio dividen dan nilai dividen per saham di BNI itu terjadi karena kinerja perseroan yang terus membaik. Selain pembukuan laba yang tinggi, perseroan mampu mengelola rasio kecukupan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) pada level 19,3 persen per 31 Desember 2022.
"Jadi perseroan cukup punya kapasitas membagikan dividen. Kemudian, dengan dividen ini diharapkan juga kita bisa memberikan komitmen yang baik bagi pemegang saham," katanya.
Sebelumnya, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini juga mengatakan perseroan memang mempertimbangkan peningkatan rasio pembagian dividen pada kisaran 30 hingga 40 persen dari total laba yang diterima sepanjang 2022
“Dengan kondisi ini, kebijakan dividen kami tentunya ada pada kebijakan dividen yang progresif,” kata Novita.