Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit baru dari perbankan mulai mencatatkan peningkatan pada Februari 2023 seiring dengan moncernya prospek ekonomi Indonesia.
Berdasarkan data dari Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan yang dirilis BI, saldo bersih tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru perbankan pada Februari 2023 tercatat positif sebesar 66,7 persen berbalik dari posisi SBT pada bulan sebelumnya yang tercatat minus 7,24 persen.
Berdasarkan kelompok bank, peningkatan penyaluran kredit baru pada Februari 2023 terjadi pada seluruh kategori bank, baik bank umum, bank umum syariah (BUS), hingga bank pembangunan daerah (BPD).
Kemudian, berdasarkan jenis penggunaannya, penyaluran kredit baru pada Februari 2023 terindikasi meningkat pada seluruh jenis kredit baik kredit investasi, kredit modal kerja, hingga kredit konsumsi.
"Faktor utama yang memengaruhi prakiraan penyaluran kredit baru pada Februari 2023 yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain," tulis BI dalam survei tersebut beberapa waktu lalu.
Meski begitu, survei BI itu menyebutkan untuk keseluruhan periode kuartal I/2023, pertumbuhan kredit baru diprakirakan mengalami perlambatan jika dibandingkan posisi kuartal IV/2022.
Baca Juga
Hal tersebut terindikasi dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru kuartal I/2023 yang bernilai positif 58,6 persen, sedangkan SBT kredit baru kuartal IV/2022 mencapai 85,4 persen.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kredit perbankan mulai merangkak dengan tumbuh 10,64 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Februari 2023.
"Pertumbuhan kredit perbankan Februari 2023 kembali naik pada seluruh sektor ekonomi, yakni dari 10,53 persen yoy pada Januari 2023 menjadi 10,64 persen yoy," katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI.
Sementara, pembiayaan pada perbankan syariah tercatat tumbuh lebih tinggi yakni mencapai 20,13 persen yoy pada Februari 2023. Meskipun, pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah pada Februari 2023 melambat jika dibandingkan dengan Januari 2023 yang tumbuh hingga 20,9 persen yoy.
Perry mengatakan penyaluran kredit yang tinggi pada Februari 2023 didorong oleh tersedianya sisi penawaran sejalan dengan kondisi likuiditas yang memadai dan standar penyaluran kredit perbankan yang longgar.
Dari sisi permintaan, Perry mengatakan kenaikan kredit juga ditopang oleh permintaan dari korporasi termasuk UMKM dan konsumsi rumah tangga yang terus membaik.
Selain itu, peningkatan kredit juga menurut Perry didukung oleh kebijakan BI yakni insentif makroprudensial berupa pengurangan giro wajib minimum (GWM) bagi bank yang menyalurkan kredit kepada sektor prioritas dan inklusif.
"Ke depannya, BI akan terus mendorong perbankan untuk meningkatkan intermediasi guna mendukung pemulihan ekonomi," kata Perry.