Bisnis.com, JAKARTA — Bank milik taipan James Riady PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) dan bank milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) kompak mencatatkan kinerja positif sepanjang 2022, seiring dengan rencana merger keduanya.
NOBU dan BABP mencetak pertumbuhan laba, masing-masing, sebesar 61,79 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan 308 persen yoy.
Adapun terkait rencana merger, terbaru, Corporate Secretary NOBU, Mario Satrio menjelaskan bahwa pihaknya akan menyampaikan susunan jadwal rencana aksi korporasi merger tersebut sesuai timeline yang telah ditetapkan.
"Perseroan akan menyampaikan informasi terkait corporate action tersebut sesuai timeline-nya," jelasnya dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.
Saat ini, Mario melanjutkan, Bank Nobu tengah fokus melaksanakan tahapan corporate action penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) melalui skema right issue-III.
Baca Juga
"Setiap corporate action yang dilakukan perseroan sejalan dengan POJK Konsolidasi Bank Umum dan bertujuan untuk mendukung pengembangan volume usaha perseroan dalam jangka panjang guna mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan," pungkas Mario.
Sementara itu, Corporate Secretary Group Head Bank MNC, Heru Sulistiadhi juga turut membagikan pernyataan serupa. Hanya saja, Bank MNC menolak untuk memberikan jawaban lebih lanjut dan menilai bahwa pihaknya tidak memiliki kapabilitas untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan BEI.
"Terkait dengan merger, pihak yang paling berkompeten untuk menjelaskan adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," jelasnya.
Adapun, latar belakang atas rencana merger antara NOBU dan BABP bukan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum melainkan sebagai upaya untuk memperkuat usaha dan sinergi dari para pihak.
Secara lebih rinci, berikut ulasan kinerja Bank MNC dan Bank Nobu sepanjang 2022.
1. Bank MNC (BABP)
Bank MNC sendiri sepanjang 2022 membukukan laba sebesar Rp52,5 miliar sepanjang 2022 melesat dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp12,86 miliar.
Adapun, pertumbuhan laba Bank MNC tersebut ditopang oleh beberapa faktor. Salah satunya yakni didorong oleh kinerja positif pada pendapatan bunga yang tumbuh 18 persen secara you menjadi Rp1,15 triliun pada 2022 dari Rp979,93 miliar pada 2021.
Selanjutnya, pertumbuhan pendapatan bunga juga diikuti oleh koreksi beban bunga yang berhasil ditekan 11 persen yoy menjadi Rp506,61 miliar dari Rp572,41 miliar pada periode sebelumnya.
Praktis, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) perseroan tumbuh 59 persen secara tahunan menjadi Rp647,72 miliar sepanjang 2022.
Kemudian, BABP juga mencatatkan penurunan biaya kredit (cost of fund/CoF) sebesar 60 basis poin (bps) menjadi 4,24 persen hingga kuartal IV/2022 dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 4,84 persen.
Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) tumbuh 156 basis poin (bps) menjadi 2,5 persen. Sedangkan, tingat pengembalian aset (return on asset/ROA) turut meningkat 86 bps menjadi 1,04 persen.
Kemudian, margin bunga bersih perseroan juga menunjukkan kinerja positif. Hal tersebut tercermin dari rasio (net interest margin/NIM) yang parkir di level 4,95 persen, tumbuh 115 bps dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 3,8 persen.
Dari sisi intermediasi portofolio kredit BABP sepanjang 2022 menebal 20 persen menjadi Rp10,19 triliun. Lebih rinci, sebanyak Rp1,33 triliun merupakan kredit yang diberikan pada pihak berelasi dan Rp8,86 triliun merupakan kredit pihak ketiga.
Seiring dengan pertumbuhan tersebut, total aset bank juga terkerek 20 persen menjadi Rp16,86 triliun hingga kuartal IV/2022 dari Rp14,01 triliun pada akhir 2021.
Dari sisi kesehatan aset, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) baik secara gross maupun net kompak mengalami perbaikan. NPL gross bank hingga Desember 2022 sebesar 3,53 turun 89 bps. Sedangkan posisi rasio NPL net per Desember 2022 yakni 2,21 persen atau berhasil ditekan 60 bps dibandingkan dengan periode sebelumnya.
2. Bank Nobu
Sepanjang 2022, Bank Nobu diketahui berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp103,84 miliar melesat dari posisi laba pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp64,18 miliar.
Mengacu pada laporan keuangan yang dibagikan perseroan, laba Bank Nobu tersebut utamanya didorong oleh pendapatan bunga yang naik 21,4 persen yoy mencapai Rp1,16 triliun.
Namun demikian, beban bunga NOBU terpantau turut membengkan 16,54 persen menjadi 502,44 miliar sepanjang tahun lalu.
Sejalan dengan hal tersebut, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) Bank Nobu mencapai Rp659,09 miliar, naik 25,37 persen yoy pada 2022.
Di samping itu, laba NOBU juga terdorong oleh meningkatnya keuntungan dari penjualan aset keuangan menjadi Rp12.02 miliar pada 2022, dari tahun sebelumnya hanya Rp1,15 miliar.
Bank Nobu mencatatkan peningkatan imbal ekuitas (return on equity/ROE) 191 basis poin (bps) menjadi 6,39 persen pada 2022. Kemudian, imbal aset (return on asset/ROA) naik 10 bps menjadi 0,64 persen pada 2022.
Akan tetapi, Bank Nobu mencatatkan penyusutan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) dari 3,46 persen pada 2021 menjadi 3,35 persen pada 2022.
Pada posisi intermediasi, Bank Nobu telah menyalurkan kredit sebesar Rp12,40 triliun sepanjang 2022, naik 26,40 persen yoy.
Pertumbuhan portofolio kredit tersebut turut diimbangi dengan penjagaan kualitas aset yang tercermin dari menyusutnya rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross Bank Nobu dari 0,58 persen pada 2021, menjadi 0,41 persen pada 2022. NPL net Bank Nobu juga turun dari 0,38 persen pada 2021 menjadi 0,33 persen pada 2022.
Pertumbuhan kredit Bank Nobu membuat asetnya meningkat menjadi Rp22,11 triliun pada 2022 dari posisi Rp20,74 pada 2021.
Kemudian, dari sisi pendanaan, Bank Nobu telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp15,02 triliun pada 2022, menurun 6,12 persen yoy. Dana murah atau current account savings account (CASA) Bank Nobu juga susut 9,52 persen yoy menjadi Rp6,72 triliun. Porsi CASA terhadap DPK Bank Nobu mencapai 44,74 persen.