Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Tiga Bulan Tahan Suku Bunga Acuan, Bagaimana Perkembangan Suku Bunga Deposito dan Kredit Bank?

Bank Indonesia tercatat telah mengerek suku bunga acuan sebesar 225 basis poin sejak Agustus 2022
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 17-18 April 2023 memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 5,75 persen.

Lebih lanjut, suku bunga deposit facility tetap di level 5 persen, dan suku bunga lending facility 6,5 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan menahan suku bunga acuan tersebut sebagai langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking

"Bank Indonesia meyakini bahwa BI7DRR sebesar 5,75 persen tersebut memadai untuk mengarahkan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 2-4 persen di sisa 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen [IHK] kembali ke dalam sasaran 2-4 persen lebih awal dari perkiraan sebelumnya," ujar Perry dalam pengumuman hasil RDG BI pada Selasa (18/4/2023).

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen ini menjadi yang ketiga kalinya secara berturut-turut dilakukan BI. Sementara itu, BI sudah mengerek suku bunga acuan sebanyak 225 basis poin (bps) sejak agustus 2022 hingga mencapai 5,75 persen.

Sejalan dengan kebijakan suku bunga acuan BI, suku bunga deposito 1 bulan pada Maret 2023 tercatat mengalami penurunan 2 basis poin (bps) menjadi 4,1 persen dibandingkan Februari 2023 di level 4,12 persen.

Sementara, suku bunga kredit pada Maret 2023 masih mengalami peningkatan 4 bps ke level 9,38 persen dibandingkan posisi Februari 2023 di level 9,34 persen.

"Meski begitu suku bunga kredit ini kondusif dalam mendukung permintaan kredit," kata Perry.

Menurutnya, likuiditas juga tetap terjaga pada posisi yang memadai. Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) mencapai 28,91 persen pada Maret 2023. Kemudian uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) per Maret 2023 masing-masing tumbuh sebesar 4,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan 6,2 persen yoy.

Dia mengatakan BI juga akan terus memastikan kecukupan likuiditas untuk terjaganya stabilitas sistem keuangan serta mendorong berlanjutnya peningkatan kredit/pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper