Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada 3 Alasan BI Pertahankan Suku Bunga Acuan pada RDG April 2023

Saat ini BI mematok suku bunga acuan pada level 5,75 persen sejak awal tahun ini.
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) dinilai masih perlu tetap meempertahankan suku bunga acuan pada tingkat 5,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI mengatakan bahwa laju inflasi di dalam negeri bergerak menurun ke level 4,97 persen secara tahunan, semakin mendekati kisaran target BI 2-4 persen.

Penurunan inflasi yang didorong oleh penurunan seluruh komponen inflasi menurutnya dipicu oleeh respons kebijakan moneter BI dalam mensinergikan pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra strategis lainnya.

Dari sisi eksternal, tekanan untuk menunda pengetatan moneter oleh Amerika Serikat telah menciptakan momentum aliran dana ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga terjadi aliran modal masuk sebesar Rp8,21 triliun pada minggu kedua April 2023.

Aliran modal yang masuk kata Riefky mempengaruhi pergerakan mata uang domestik. Rupiah terapresiasi ke Rp14.750 pada 13 April 2023 dibandingkan dengan Rp15.360 pada periode yang sama bulan lalu.

“Secara year-to-date, rupiah mencatatkan apresiasi sebesar 5,0 persen year-to-date, menjadikannya yang terbaik di antara negara-negara berkembang setelah Lira Brasil,” katanya, Selasa, (18/4/2023).

Riefky mengatakan, kondisi terkini menunjukkan perekonomian Indonesia semakin kuat dengan angka inflasi yang terus membaik dan relatif terkendali. 

Dengan kondisi eksternal yang cukup kuat, Indonesia juga memiliki ruang yang cukup untuk meredam guncangan eksternal yang sedang berlangsung dan yang akan datang.

Selain itu, selisih imbal hasil antara obligasi pemerintah Indonesia dan obligasi pemerintah AS  masih relatif terjaga di tengah kasus bangkrutnya SVB baru-baru ini, yang diikuti dengan kenaikan suku bunga acuan the Fed dalam pertemuan FOMC terakhir, sehingga the Fed memiliki ruang yang semakin terbatas untuk menaikkan suku bunga acuannya di masa mendatang. 

“Mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, kami memandang bahwa BI sebaiknya mempertahankan suku bunga kebijakan pada 5,75 persen bulan ini untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar sembari melanjutkan langkah-langkah makroprudensial untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi,” kata Riefky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper