Bisnis.com, JAKARTA – Saham First Republic Bank anjlok 54 persen setelah penutupan pasar reguler di Wall Street, New York karena laporan yang menyebutkan kemungkinan bahwa bank regional AS tersebut akan disita oleh regulator.
Mengutip sumber Reuters, Sabtu (29/4/2023), regulator AS siap untuk menempatkan First Republic Bank yang berbasis di San Francisco itu ke dalam kurator. Langkah itu segera dilakukan setelah Federal Deposit Insurance Corp. dan regulator lainnya tidak dapat merancang penyelamatan.
Saham First Republic Bank jatuh serendah US$1,62 setelah sesi penutupan usai mengakhiri perdagangan reguler di level US$3,51. Saham bank telah melemah lebih dari 97 persen sepanjang tahun ini sehingga kehilangan lebih dari US$22 miliar kapitalisasi pasarnya.
First Republic Bank, yang berspesialisasi dalam perbankan swasta, telah tertekan karena Federal Reserve menaikkan suku bunga, yang merugikan nilai obligasi dan pinjaman di pembukuan bank. Sementara itu, deposan melarikan diri dengan menarik dana secara besar-besar.
Melansir The New York Times, First Republic Bank telah gagal menstabilkan diri sepenuhnya sejak dilanda krisis yang menyebabkan kegagalan Silicon Valley Bank di California dan Signature Bank di New York pada Maret 2023.
Bank-bank itu disita oleh regulator setelah para deposan bergegas, dalam rentang waktu hanya beberapa hari, untuk menarik uang mereka karena khawatir akan kelangsungan hidup jangka panjang para bank.
Baca Juga
Meskipun juga dipandang sebagai bank yang bermasalah, First Republic Bank mendapat jeda singkat ketika 11 bank terbesar AS berkumpul untuk menyuntikkan US$30 miliar deposito ke pemberi pinjaman.
Kendati demikian, kerawanan situasinya kembali menjadi fokus minggu ini ketika melaporkan hasil pendapatan dan memberi tahu investor bahwa mereka telah melihat arus keluar lebih dari US$100 miliar dalam simpanan sejak pertengahan Maret 2023.
Sekarang, campuran keraguan dan merebaknya spekulasi membuat para investor ketakutan. First Republic Bank telah berbicara dengan regulator, pembuat kebijakan, dan rekan industri tentang paket penyelamatan selama berminggu-minggu tanpa berhasil menemukan solusi jangka panjang.