Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RUPS Bank Jago (ARTO) Akhir Mei, Dirut Kharim Siregar Diganti

Pemegang saham Bank Jago mengganti Kharim Indra Gupta Siregar yang telah menyelesaikan periode jabatannya.
Kharim Indra Gupta Siregar, Direktur Utama Bank Jago dan suksesornya Wakil Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung./Bisnis-Hendri T. Asworo
Kharim Indra Gupta Siregar, Direktur Utama Bank Jago dan suksesornya Wakil Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung./Bisnis-Hendri T. Asworo

Bisnis.com, JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Jago Tbk. (ARTO) telah ditetapkan pada 25 Mei 2023 mendatang. Dalam penyampaian perusahaan, terdapat sejumlah agenda yang disiapkan dalam RUPS ini. Termasuk pergantian direksi. 

"Agendanya mengusulkan direksi [yang telah] habis masa jabatan, kami [di Bank Jago periode jabatan] direksi 3 tahun," kata Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar, Rabu (5/3/2023).

Menurutnya, dalam suksesi ini pemegang saham akan mengusulkan Arief Harris Tandjung untuk memegang tongkat estafet kepemimpinan Bank Jago ke depan. 

“Efektif setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) pada 25 Mei mendatang. Hari ini kami mengumumkan agenda RUPS yang salah satu isinya menjelaskan hal perubahan susunan direksi,” ujar Kharim kepada sejumlah wartawan di acara silaturahmi Lebaran dengan jajaran Direksi dan Komisaris Bank Jago di Menara BTPN.

Setelah menyatakan pamit dari bank yang ia pimpin sejak November 2019 itu, Kharim menyebutkan tidak akan jauh dari industri keuangan. “Clue nya, saya tidak akan pergi jauh jauh dari Bank Jago. Pokoknya, tunggu tanggal mainnya saja, kita pasti akan ketemu lagi,” katanya. 

Seiring berakhirnya jabatan Kharim, pemegang saham telah mengusulkan Arief Harris Tandjung yang saat ini duduk sebagai Wakil Direktur Utama Bank Jago. Arief akan mulai memimpin bank ini setelah meraih restu pemegang saham dan mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan. 

Arief sendiri merupakan bankir berpengalaman. Ia bersama sama Kharim ikut membesarkan BTPN dan kemudian mengembangkan Bank Jago. Jauh sebelum itu, lulusan teknik elektro Universitas Indonesia berusia 51 tahun ini telah berkarir di banyak bank, antara lain Bank Danamon, Standard Chartered dan Bank Permata. Berbeda dengan Kharim yang terkenal sebagai bankir spesialis IT, Arief justru lebih banyak menghabiskan perjalanan karirnya di bidang finance. 

Selain pergantian direksi, RUPS ARTO pada akhir Mei 2023 nanti juga akan membahas persetujuan atas Laporan Keuangan Perusahaan, laporan tahunan serta laporan aksi keuangan berkelanjutan.

Mata acara RUPS ARTO selanjutnya adalah laporan dan pertanggungjawaban realisasi penggunaan dana hasil IPO, penetapan gaji dan honorarium manajemen, serta penunjukan kantor akuntan publik.


Kinerja Bank Jago Q1/2023

Sebelumnya dalam catatan Bisnis, Bank Jago (ARTO) meraup laba bersih sepanjang tiga bulan pertama sebesar Rp17,5 miliar. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, angka tersebut turun 8 persen (year-on-year/yoy) dari Rp18,93 miliar. 

Mengacu pada laporan publikasi perseroan, penurunan laba ARTO tersebut seiring dengan meningkatnya angka kerugian nilai aset keuangan atau impairment yang meroket 123 persen menjadi Rp133,48 miliar dari posisi sebelumnya Rp59,87 miliar. 

Di samping itu, hingga Maret 2023 beban operasional ARTO juga tercatat mengalami penebalan mencapai Rp407,77 miliar atau meningkat 39 persen secara tahunan. Namun demikian, sisi top line bank menguat ke zona hijau. ARTO mencatatkan pendapatan bunga tumbuh 40 persen secara yoy. 

Meski beban bunga juga meningkat menjadi Rp64,38 miliar, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) bank tetap tumbuh 34 persen menjadi Rp422,72 miliar. 

Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago tumbuh 76 persen mencapai Rp10,84 triliun. Pertumbuhan ini tercapai berkat strategi penyaluran kredit dan pembiayaan syariah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.  

Seiring dengan pertumbuhan tersebut, kualitas aset bank berada dalam posisi terjaga, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau (non-performing loan/NPL) gross di level 1,5 persen atau berada di bawah rata-rata industri perbankan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper