Bisnis.com, JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) terpantau kembali mencatatkan rugi bersih senilai Rp273,5 miliar pada kuartal I/2023. Seiring dengan hal tersebut, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terus memastikan kemampuan pembayaran utang setiap debiturnya.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F Haryn mengatakan bahwa pihaknya akan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola pernyaluran kredit. Salah satunya, melakukan stress testing dengan berbagai skenario secara berkala.
"Pada prinsipnya, BCA terus melakukan kajian secara rutin atas kemampuan pembayaran hutang debitur restrukturisasi, sesuai dengan peraturan dan ketentuan regulator," jelasnya kepada Bisnis, dikutip Jumat (5/5/2023).
Meskipun tidak dijabarkan secara rinci posisi outstanding restrukturisasi kredit KRAS di BCA, Hera memastikan bahwa total jumlah restrukturisasi kredit saat ini, didominasi oleh kategori berisiko rendah kolektibilitas 1.
Bersiap menghadapi segala kemungkinan yang ada, pencadangan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bank pada kuartal I/2023 di tempatkan pada posisi yang solid. Hal tersebut tercermin dari NPL coverage di posisi 285,4 persen dan rasio LAR coverage di posisi 57,9 persen.
"Biaya pencadangan akan terus disesuaikan sejalan dengan perkembangan kualitas aset keuangan serta sejalan dengan kondisi ekonomi," pungkasnya.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, BCA merupakan salah satu kreditur yang terlibat dalam perjanjian restrukturisasi induk (master restrukturing agreement/MRA) KRAS pada 30 September 2019 lalu.
Adapun, tagihan utang KRAS yang direstrukturisasi oleh BBCA nilainya mencapai US$48,69 juta.
Sebelumnya, BCA turut memberikan fasilitas pinjaman letter of credit seperti surat kredit berdokumen dalam negeri (SKBDN), trust receipt, hingga tim eloan revolving dengan nilai maksimum mencapai US$ 50 juta, serta forex forward line maksimum US$ 30 juta pada 2018.
Terbaru, pada 1 Maret 2023 KRAS telah membayar utang Tranche B sebesar Rp2,7 triliun kepada seluruh kreditur perbankan.
Direktur utama Krakatau Steel (KRAS) Purwono Widodo mengatakan bahwa terhitung sejak restrukturisasi dimulai pada tahun 2019, Krakatau Steel telah membayar utang sebesar Rp10,9 triliun atau setara US$718 juta dari total pokok utang sebesar Rp33,6 triliun (US$2,2 miliar).
"Setelah pembayaran utang Tranche B senilai Rp2,7 triliun tersebut, sisa utang Tranche B lainnya akan kami bayarkan di bulan November 2023 senilai USD121 juta (Rp1,8 triliun) dan di bulan Desember 2023 senilai USD166 juta (Rp2,5 triliun)," pungkasnya.