Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos IFG Sebut Orang Indonesia Tak Siap Pensiun, Ini Alasannya!

Direktur Utama IFG mengatakan orang Indonesia tak siap menghadapi masa pensiun. Ini penjelasannya.
Karyawan beraktivitas didepan logo IFG Life, Jakarta, Selasa (7/2/2023). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas didepan logo IFG Life, Jakarta, Selasa (7/2/2023). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA— Masyarakat Indonesia disebut tidak siap pensiun apabila dibandingkan dengan negara maju. Hal tersebut lantaran akumulasi iuran pensiun di Tanah Air terbilang kecil. 

“Kebanyakan orang Indonesia itu tidak siap untuk pensiun, di negara maju ketika usia pensiun dinaikkan demo. Kenapa? bedanya yang satu siap pensiun, yang satu tidak siap pensiun,” kata Direktur Utama Indonesia Financial Group (IFG) Hexana Tri Sasongko dalam konferensi pers dan media talk Konferensi Nasional IFG di Jakarta, Selasa (16/5/2023). 

Hexana mengatakan ketidaksiapan masyarakat juga karena kurangnya literasi terkait dana pensiun. Menurutnya, dana pensiun tidak hanya diperoleh dari program pensiun yang disediakan oleh pemberi kerja saja. 

Namun, dia mengatakan saat ini masyarakat dapat menyiapkan diri secara pribadi dengan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Dia pun memastikan bahwa dana pensiun memberikan manfaat yang pasti setelah usia tak lagi produktif. 

Hexana kemudian menyinggung terkait dengan bonus demografi masyarakat Indonesia yang hanya tinggal 13 tahun lagi. Adapun bonus demografi merupakan suatu keadaan di mana terjadi peningkatan penduduk sebuah negara pada usia produktif yakni antara 16 hingga 65 tahun. 

Dengan demikian, lanjut Hexana, ini merupakan waktu yang tepat agar masyarakat Indonesia mempersiapkan diri. Termasuk menyiapkan dana pensiun untuk hari tua, terlebih 13 tahun lagi bonus demografi lenyap. 

“Karena bonus demografi sudah habis maka banyak negara menghadapi penduduknya tua-tua, sudah tidak produktif lagi. Ditanggung oleh siapa? Ditanggung oleh yang produktif dan ini sangat berat, kalau yang tidak produktif tidak menyiapkan sedari dini,” paparnya. 

Hexana mengatakan apabila di negara maju warga yang sudah berusia 21 tahun dan bekerja, mereka menggunakan penghasilannya salah satunya untuk membeli DPLK. Dia menambahkan potensi dana pensiun di Indonesia pun sejatinya besar. 

Apabila dana pensiun besar maka pengelolaan asetnya harus dilakukan dengan baik, sehingga akan menjadi sumber pembiayaan pembangunan. 

“Mereka akan investasikan yang bisa digunakan untuk pembiayaaan ekonomi. Makanya tadi ketika saya sampaikan kontribusi terhadap PDB [Produk Domestik Bruto] masih kecil. Penduduk kita banyak, potensinya besar sekali,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper