Bisnis.com, SOLO - LockBit telah menyerang banyak perusahaan untuk kemudian diperas dan dimintai tebusan dengan ancaman data mereka akan disebar.
Kelompok hacker LockBit disebut menggunakan Ransomware dalam menjalankan aksi mereka meretas beberapa perusahaan besar dunia, terbaru Bank Syariah Indonesia (BSI).
Dilansir dari Cyber News, selama Q3 ransomware masih menjadi salah satu metode serangan paling populer yang menargetkan organisasi di semua sektor.
Metode ini yang kemudian jadi andalan LockBit untuk melakukan peretasan di beberapa korbannya.
Menurut Digital Shadows, LockBit 2.0 yang muncul pada Juli 2021 dengan cepat menempati posisi nomor satu sebagai kelompok hacker paling aktif di Q3, mengalahkan Conti, pemimpin dalam dua kuartal terakhir.
Laporan menyebut hingga Maret 2033, LockBit telah memiliki 203 korban yang terdaftar di situs kebocoran datanya.
Baca Juga
Jumlah ini hampir tiga kali lipat dari korban kelompok hacker Conti yang tercatat baru punya 71 korban per Maret 2023.
LockBit 2.0 diduga merupakan kelanjutan dan peningkatan "LockBit", yang ditemukan pada Desember 2019, yang beroperasi sebagai ransomware-as-a-service (RaaS).
Korban-korban LockBit 2.0
Salah satu serangan terbesar LockBit hingga Maret 2023 terjadi pada perusahaan jasa profesional Accenture.
LockBit diduga meminta USD 50 juta (Rp740,7 miliar) dari Accenture atas peretasan yang mereka lakukan. Meski demikian, Accenture menolak memberikan uang kepada kelompok hacker tersebut dan terbukti tak ada data mereka yang bocor.
Kemudian, LockBiy juga menyerang Royal Mail dan meminya tebusan 66 juta dollar.
Dealer mobil Pendragon juga sempat menjadi korban LockBit meski mereka juga menolak memberi uang tebusan sebesat 60 juta dollar.
Sebelum BSI, LockBit dilaporkan juga meretas data Pierce Transit dan meminta uang tebusan 2 juta dollar.
Dari semua korban ransomware yang dilaporkan ke situs kebocoran data pada Q3 2021, 47% di antaranya adalah organisasi yang berbasis di AS atau Kanada.
Namun entah mengapa, operasi serangan LockBit sampai juga ke benua Asia yang kebetulan adalah sistem keamanan Bank Syariah Indonesia (BSI).