Bank BUMN lainnya BNI juga telah menerbitkan green bond dengan jumlah pokok Rp5 triliun. Surat utang ini diputuskan untuk dibagi dalam dua seri, yakni seri A jumlah pokok Rp4 triliun dengan jangka waktu 3 tahun, dan seri B jumlah pokok Rp1 triliun dengan jangka waktu 5 tahun.
Book building green bond itu juga mencapai oversubscribe sebesar 4 kali atau mencapai Rp21 triliun dari target penerbitan Rp5 triliun.
Dana yang diperoleh dari penerbitan green bond digunakan BNI untuk pembiayaan maupun pembiayaan kembali proyek-proyek dalam kategori kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL).
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan, penerbitan green bond merupakan salah satu strategi BNI dalam meraup pasar green banking. Pasar itu dinilai sangat strategis bagi BNI.
“Sehubungan dengan hal tersebut maka BNI sebagai lembaga keuangan yang bertindak sebagai perantara siap menyalurkan investasi dalam aset berwawasan lingkungan,” kata perempuan yang biasa disapa Susi itu.
Gencarnya bank pelat merah mencari dana lewat green bond seiring dengan potensinya yang masih besar di Indonesia.
Baca Juga
"Proyek-proyek hijau baru di Indonesia saya pikir memiliki potensi. Green bond sangat penting untuk pendanaan Indonesia dalam masa transisi hijau," kata Chief Investment Officer Southeast Asia, HSBC Private Banking and Wealth James Cheo.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira juga menilai green bond masih cukup menarik khususnya bagi investor institusional. Menurutnya, keunggulan green bond terdapat pada persepsi risiko kredit yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan obligasi konvensional.
“Dengan risiko lingkungan yang bisa dimitigasi maka perusahaan penerbit green bond mendapat persepsi yang lebih baik dibanding peers,” ujar Bhima.
Dari segi citra, penerbitan green bond juga bisa menambah nilai bagi perusahaan dan investor.
“Green bond yang makin dominan dalam portofolio pembiayaan akan menjadikan kepercayaan investor makin meningkat,” kata Bhima.